25 Juni 2014. 11.00 am WITA.
@Garuda Wisnu Kencana, Bukit Unggasan - Jimbaran, Bali.
|
Ada
pertanyaan menarik di benakku. Mengapa kejahatan dan kebaikan selalu diposisikan
saling berdikotomi, bukan saja dalam dunia seni seperti ini, dalam dunia nyata pun
kita sering mengklasterkan kedua hal tersebut.
Baik selalu identik dengan putih dan buruk yang menjadi hitamnya.
Bagiku, dua hal tersebut sejatinya tidak bisa
kita saling pertentangkan. Meskipun kenyataannya mereka memilih jalannya
masing-masing. Toh bukankah tidak ada manusia yang seutuhnya baik, ataupun
sebaliknya tidak pernah ada manusia yang benar-benar buruk. Masing-masing kita
memiliki potensi yang sama. Hari ini
bisa jadi kita berada dalam posisi yang
menguntungkan diposisikan dalam kondisi yang baik tapi belum tentu besok
kita seberuntung itu, mungkin saja kita
tiba-tiba saja terjebak dalam kondisi yang sangat bajingan.
Baik
dan buruk hanya ibarat dua sisi mata uang yang saling bersisian. Saling
membutuhkan dan saling melengkapi. Kita tidak pernah bisa memahami nilai-nilai
kebaikan jika sekiranya si buruk tidak pernah menampakkan tabiatnya. Begitu pun
sebaliknya, keburukan tidak akan pernah nampak jika nilai-nilai kebaikan memang
tidak pernah di definisikan. Bagiku kita hanya terus menerus bertarung dalam
kondisi abu-abu itu.
0 komentar: