Sore ini, saya duduk di sebuah bangku tua di alun-alun kota Semarang. Ya Semarang, hari ini saya di Semarang, setelah menempuh 4 ja...

Semarang Riwayatmu Doloe




Sore ini, saya duduk di sebuah bangku tua di alun-alun kota Semarang. Ya Semarang, hari ini saya di Semarang, setelah menempuh 4 jam perjalanan dari Jogja, saya akhirnya bisa sampai di tempat ini, seorang diri. Seperti biasa saya selalu menikmat perjalananku sendiri.  Saya memutuskan bersitirahat sejenak di alun-alun ini, menanti senja yang sebentar lagi akan berlalu. duduk berdiam diri. menyendiri di antara keramaian  seperti membuat viral portabel di sekelilingku  tak ada seorang pun yang mengenaliku, saya bisa leluasa mengamati dan menyaksikan banyak hal. Saya selalu menyukai kondisi seperti ini, seperti  kembali menemukan diriku yang dulu. Seseorang yang begitu menyukai ketenangan.

Di depanku seorang anak kecil tertawa girang, bermain balon air. ratusan balon-balon air berwarna pelangi terbang terbawa angin, dia berteriak-teriak kegirangan, begitu puas, berlari ke sana kemari mengejar buih-buih sabun itu. Ayahnya dengan semangat  berusaha menghasilkan lebih banyak buih.. lagi dan lagi. Tiba-tiba aku begitu merindukan masa kecilku. Masa kecil yang tulus. Masa kecil rasanya berlalu begitu cepatnya, seperti anak panah yang terlepas dari busurnya, wusss.... . dan tiba-tiba saja kita tumbuh dewasa, berubah menjadi orang lain. Menjadi berbeda,  dan kita tidak lagi mengenali diri kita itu. Tapi aku percaya suatu hari nanti kita akan bisa kembali mengenali diri kita lagi, meskipun  mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama.

Bertahun-tahun ini saya berusaha kembali menemukan diriku, berusaha kembali menemukan jalan ke Hatiku. Setelah apa yang terjadi pada hidupku selama ini. Setelah kekacauan-kekacauan itu. setelah rasa sakit dan rasa putus asa itu. Aku sungguh merindukan untuk kembali menemukan diriku. Itulah mungkin hingga kini saya masih sangat menyukai berjalan-jalan sendiri, mengunjungi banyak tempat, melihat berbagai macam hal. karena aku percaya, perjalanan akan menuntun kita untuk kembali pulang, kembali ke kodrat kira sebagai seorang manusia.


Semarang memang bukan kota wisata layaknya Jogja, tapi bukan berarti tidak ada hal-hal menarik yang bisa kita temui di sana. ada banyak tempat yang cukup menarik untuk di kunjungi di Semarang ini, termasuk di antaranya Lawan Sewu, Klenteng Sam Poo Kong, Masjid Agung dan Kota Lama.


Jam 11 siang yang terik, travel yang membawaku dari Jogja menuju kota ini menurunkan di depan pintu masuk lawan Sewu, tempat pertama yang kutuju, salah satu ikon kota Semarang. Ranselku dan segala pernak perniknya masih menggandol di pundakku, waktu yang singkat membuatku harus menggunakannya semaksimal mungkin. Lawang Sewu atau juga dikenal dengan pintu seribu tadinya adalah kantor dari Nederlands-Indische Sporweg Maatschappij atau NIS, dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Artinya bangunan ini telah berdiri di sini hampir setengah abad sebelum Indonesia merdeka.  108 tahun bukan waktu yang singkat untuk menyaksikan banyak hal.  Bangunan ini telah menyimpan begitu banyak ceritanya termasuk berbagai cerita mistisnya.

Konon katanya dahulu kala pernah terjadi   pemerkosaan tentara Jepang terhadap sekitar 20 noni Belanda. Kabarnya semua noni ini terdiri dari 10 noni perawan dan 10 sudah nikah. Setelah puas menyalurkan hasratnya, para tentara Jepang memenggal kepala 20 noni tersebut. Dari situ  kisah mistis sering munculnya noni di sekitar Lawang Sewu berawal. Dan hingga kini hantu noni-noni cantik yang berlumuran darah masih sering menampakkan diri di bangunan ini. Ihhhh tidak serem


Bersambung

0 komentar: