@asdar_munandar “Jangan Pernah Terlambat Pulang”  Kata itu dulu tak henti-hentinya sahabatku mengingatkanku. Tadinya terdengar sepel...

Jangan Terlambat Pulang

@asdar_munandar

“Jangan Pernah Terlambat Pulang” 
Kata itu dulu tak henti-hentinya sahabatku mengingatkanku. Tadinya terdengar sepele bagiku, bukankah tanpa dia ingatkanpun saya pasti pulang. Tidak mungkin selamanya saya akan jadi perantau bukan, begitu selalu kilahku.  Setelah bertahun-tahun kalimat itu pernah saya dengar, sore ini, saat perjalanan udara Makasar-Jakarta entah kenapa kata-kata itu tiba-tiba terngiang kembali. “Jangan terlambat Pulang”. Saya tersadar  betapa kalimat sepele itu memiliki arti yang luar biasa.
  
Apakah kali ini saya akan terlambat pulang, begitu fikirku. Turbelensi akut di 11 menit pertama penerbanganku tak ayal membuatku sedikit takut, tiba-tiba banyak hal terlintas. Apakah kali ini saya sungguh akan terlambat pulang ?. Tiba-tiba kata pulang itu terasa begitu berarti.

0 komentar:

internet Judul: The Magic Strings of Frankie Presto Penulis: Mitch Albom Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Cetakan I: 2016 Tebal:  57...

Resensi Novel The Magic Strings of Frankie Presto by Mitch Albom

internet
Judul: The Magic Strings of Frankie Presto
Penulis: Mitch Albom
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan I: 2016
Tebal:  573 Halaman


“This is life. Things get taken away. You will learn to start over many times -- or you will be useless.” Mitch Albom

Novel ini tentang musik dan kehidupan seorang pemusik hebat. Kisah di dalamnya dinarasikan dengan baik oleh Roh musik itu sendiri.  Awal dari kisah ini dimulai dari Roh musik bertutur bagaimana bakat diberikan dan bagaimana bakat diambil.  Adalah Frankie Presto tokoh utama dalam kisah ini yang diberikan bakat yang luar biasa dalam memainkan gitar dan bernyanyi.  Terlahir di masa perang, di suatu gereja yang terbakar di kota kecil di Spanyol dan mengalami banyak fase kehidupan yang menyakitkan di masa kecilnya. Yatim Piatu, diselundupkan ke Amerika dan akhirnya mencapai puncak kesuksesannya di era 50an hingga 60an. Frankie dengan bakatnya yang luar biasa sebagai gitaris dan penyanyi mampu mempengaruhi bintang-bintang pada zaman itu Duke Ellington, Hank Wiliams bahkan Elvis Presley.

“The secret is not to make your music louder, but to make the world quieter.”

Novel ini beralur terbolak balik,  kadang maju kadang mundur, novel ini seperti phantasmagoria kita dibiarkan terlempar ke berbagai macam rentetan peristiwa, kita seperti berada di suatu kondisi yang bercampur baur antara hitam dan putih, tertawa dan menangis, sedih dan bahagia, luka dan tawa, nyata dan khayal semuanya seakan melebur menjadi satu, dan rasa itu seakan disajikan dalam satu momen yang sama, kita dibuat bingung oleh perasaan kita sendiri.

Kita kadang terlempar ke masa kecil si Frankie dan tiba-tiba saja lembar berikutnya kita membaca kisah Frankie di masa dewasanya. Juga di lain kisah kita terhipnotis kisah cinta yang manis dan menyakitkan antara Frankie dan Aurora York wanita yang namanya berarti fajar. Romantis dan tragis. Meski demkian Mitch Albom selalu mampu menarik benang merah antara satu kisah dengan kisah yang lain selalu ada garis penghubung yang membuat kita (pembacanya) tidak sampai kehilangan arah.

Saya tidak begitu menyukai musik, juga sama sekali tidak berbakat dalam bermain musik, musik apapun itu, tapi kata Frankie “All humans are musical. Why else would the Lord give you a beating heart?”. Semua manusia berbakat dalam musik, Jika tidak mengapa Tuhan memberimu jantung yang berdetak. Saya menelusuri beberapa judul musik yang Mitc Albom sebutkan di novelnya ini dan beberapa musiknya memang membuat saya jatuh cinta, seperti “All I Have to do is Dream “by Everly Brohers, “Adagio” by Lara Fabian atau petikan dawai Francisco Tarrega. Rasa-rasanya musik-musik ini seperti punya kekuatan mistis, mampu meresonasi ingatan masa lalu, membawa kita kembali kemasa-masa yang telah lama orang lupakan.

“Every loss leaves a hole in your heart.” 

0 komentar:

Perjalanan Menuju Mamasa @asdar_munandar Suatu hari di bulan Oktober, saya ditugaskan oleh kantorku ke suatu daerah bernama Mamas...

Mamasa Suatu Tempat Entah Dimana


Perjalanan Menuju Mamasa
@asdar_munandar

Suatu hari di bulan Oktober, saya ditugaskan oleh kantorku ke suatu daerah bernama Mamasa. Selama seminggu disana banyak hal menarik yang kutemukan, sayangnya kesibukan pekerjaanku tidak memberiku kesempatan untuk bisa leluasa  mendalami apa-apa yang seharusnya keperhatikan lebih detail, banyak fenomena-fenomena unik disana yang menunggu untuk digali  lebih dalam. sebagia seorang fenomenolog (hahahha narsismeku) waktu seminggu tidaklah cukup untuk mengungkap apa-apa yang tersembunyi dibalik sesuatu yang tampak. mengerti apa-apa yang ada di bawah tampakan, yang di luar tampakan,  makna siratan-siratan dan memahami isyarat-isyarat.  bagiamanapun juga ini merupakan pintu gerbang pertama yang memperkenalkanku dengan tempat ini. dan saya rasa besok-besok akan ada kesempatan kedua, ketiga dan seterusnya, waktu jualah yang akan menjawabnya, hahahhahahhahahhah   

Mamasa seperti dimensi lain yang jauh, ada semacam tembok portabel tak kasat mata yang membatasi kehidupan di sana dan kehidupan dunia luar. Bahkan dulu  hingga akhir tahun 80an perjalanan Mamasa-Polewali ditempuh tiga hingga empat hari lamanya. Barulah di tahun 1988 Perjalanan Mamasa-Polewali bisa ditempuh dengan Kendaraan roda dua. Perlahan tapi pasti saya rasa Mamasa mulai menemukan masa depannya.

0 komentar:

Tengkorak Manusia Asli di Pekuburan Batu Tana Toraja Picture by @asdar_munandar Suatu malam yang panjang, saya mengalami mimpi yang a...

Mimpi yang Aneh

Tengkorak Manusia Asli di Pekuburan Batu Tana Toraja
Picture by @asdar_munandar

Suatu malam yang panjang, saya mengalami mimpi yang aneh. seperti sadar dan tidak sadar, seperti nyata dan tidak nyata. saya tidak tahu kenapa saya bisa bermimpi seaneh ini. Saya seperti berada di sebuah lorong gelap dan panjang. Di sisinya ada patung-patung kesatria berpedang panjang. Lorong itu hanya disinari cahaya temaram dari sinar rembulan yang menembus ke sela-sela jendela kaca. Lorong itu begitu sepi, ketika kita melangkah suara langkah kaki  menggema ke seluruh ruangan. Terpantul hingga ke sudut-sudut ruangan yang jauh. Hampir-hampir saya merasa mampu mendengar helaan nafas dan degup jantungku. Saya terus melangkah, melewati patung-patung besar itu, menyusuri lorong menuju ke suatu titik cahaya di kejauhan.   

Saya merasa seperti ada sepasang mata yang mengawasi ku di balik kegelapan itu. Lorong ini seperti tak berujung. Cahaya kecil itu semakin terasa jauh. Dari kejauhan suara serigala terdengar sedih. Lolongan nya seperti memanggil seseorang yang telah lama pergi atau kadang terdengar seperti suara-suara kematian. Mengerikan dan menyayat hati.

Saya keluar melalui pintu kecil di ujung lorong itu. Bulan menggantung sempurna dilangit kelabu pudar. Padang pasir maha luas sejauh mata memandang semuanya tampak berbeda di kegelapan malam. Bintang-bintang berwarna terang berkelap kelip terlihat begitu jauh.  Angin malam bertiup lembut. dinginnya menusuk tulang.

Saya seperti terjebak di dimensi yang lain. Padang pasir maha luas, langit kelabu sendu dan suara-suara aneh hewan malam yang entah apa. Tiba-tiba dari cela-cela pasir keluar gumpalan-gumpalan lumpur hitam menyembur dengan derasnya. Banyak dan semakin banyak. hanya dalam hitungan menit, lautan pasir berubah menjadi lautan lumpur.

0 komentar:

@asdar_munandar Adakah dunia selain dunia yang kita lihat ini ? Bagaimana dimensi-dimensinya jika ia benar-benar ada ? Barangkali...

Dunia Paralel, Dejavu dan Dimensi Alam Ghaib


@asdar_munandar
Adakah dunia selain dunia yang kita lihat ini ?
Bagaimana dimensi-dimensinya jika ia benar-benar ada ?
Barangkali ia ada karena kita tidak mampu melihat setiap yang ada
Apa benar kita ini nyata ?
Apa benar kita ini benar-benar ada ?
 Atau kita hanya semacam ilusi yang diciptakan oleh Sang Creator. 
Bermain di imajinasinya lalu tiba-tiba saja kita tiada. 
Meniada lalu lenyap begitu saja.
“@_m”


Apakah Kalian Percaya Dimensi Paralel  ?
Apakah dia benar-benar ada ?

Dunia paralel adalah suatu konsep di mana terdapat banyak dunia yang berjalan sendiri-sendiri, di mana urutan peristiwa di satu dunia bisa jadi tidak sejalan dengan urutan peristiwa di dunia lain. Konsep ini secara tersembunyi diterapkan dalam kisah Elemen Kekosongan, di mana banyak pengetahuan-pengetahuan yang di dunia lain belum saatnya ditemukan, akan tetapi di sini telah ada dan lazim digunakan.*

Gagasan tentang dunia paralel sudah mengemuka di awal era 1920-an. Teori dunia paralel sendiri pertama kali dicetuskan Profesor Bill Poirier. Teori yang diungkapkannya berhasil menarik perhatian para ilmuwan fisika dan menuai banyak kontroversi. Setelah teori tersebut mencuat di publik, banyak spekulasi lain yang bermunculan. Salah seorang ilmuwan menganggap bahwa interaksi bersama antara dunia paralel telah menimbulkan semua efek kuantum di alam semesta.*

0 komentar:

Judul                       : The Geography of Bliss Penulis                    : Eric Weiner Penerjemah             : M. Rudi Atmo...

Resensi The Geography of Bliss - Kisah Seorang Penggerutu yang Berkeliling Dunia Mencari Negara Paling Membahagiakan



Judul                      : The Geography of Bliss
Penulis                   : Eric Weiner
Penerjemah            : M. Rudi Atmoko
Cetakan I                : November 2011
Tebal                      : 512 hlm



internet
"Perjalanan itu bersifat pribadi. Kalaupun aku berjalan bersamamu, perjalananmu bukanlah perjalanku."
(Paul Thereoux dalam Eric Weiner, the Geography of Bliss)

Buku ini berkisah tentang seorang penggerutu Eric Weiner yang mencoba menemukan definisi dan arti dari “kebahagiaan”. Eric melakukan petualangan ke berbagai negara, dari Belanda, Swiss, Bhutan, hingga Qatar, Islandia, India, dan Amerika  untuk mencari tahu apa yang membuat orang-orang di sana bahagia atau murung. Buku ini adalah campuran aneh tulisan perjalanan, psikologi, sains, dan humor.

Seperti dugaanku, pada akhirnya buku ini tidak menyimpulkan apapun tentang definisi kebahagiaan. Karena memang pada dasarnya kebahagiaan itu punya banyak definisi.  Tidak pernah benar-benar ada kesepakatan universal untuk mendefinisikan arti dari kebahagiaan itu sendiri. Kebahagiaan bisa berarti apapun.

Di Belanda misalnya, penulis menyimpulkan kebahagiaan adalah angka sementara di Swiss orang-orang menganggap kebahagiaan adalah kebosanan. Bayangkan coba bagaimana mungkin kebahagiaan bisa berarti angka dan kebosanan tapi begitulah buku ini, penuh banyak kejutan yang menarik. Di Islandia dan Thailand kebahagiaan malah terdengar lebih lucu. Orang-orang di Islandia menganggap kebahagiaan adalah kegagalan sementara di Thailand diidentikkan dengan tidak berfikir.
Sayang sekali si Penulis tidak mengunjungi atau menjadikan Indonesia sebagai salah satu objek penelitiannya.  Di Indonesia definisi kebahagiaan justru semakin absurd. Orang-orang bisa bahagia hanya karena perkara-perkara sepele.

0 komentar:

Rasa-rasanya tahun ini berlalu begitu cepat, perasaan baru kemarin kita merayakan tahun baru 2016 dan sekarang sisa berbilang bulan lagi...

Resensi II: Buku Yang Kubaca Tahun 2016


Rasa-rasanya tahun ini berlalu begitu cepat, perasaan baru kemarin kita merayakan tahun baru 2016 dan sekarang sisa berbilang bulan lagi tahun 2016 akan segera berakhir, artinya target menikah tahun ini akan segera pupus (eh.. kok baper).  Bukan, bukan.. saya tidak ingin bahas nikah-nikah atau tetek bengeknya. Saya sudah cukup puyeng dengan kerajaanku di kantor yang seperti tiada habisnya, belum lagi berbagai masalah yang harus kualami tahun ini, benar-benar membuat hidupku sedikit berantakan.

Hingga kuartal ke tiga ini saya hanya menyelesaikan sedikit buku. Kuartal pertama kemarin saya hanya menyelesaikan 4 buku ditambah satu Buku milik Eric weiner “The Geography of Bliss” yang belum bisa kuselesaiakan hingga kini (saya merasa sangat berdosa). sementara buku-buku yang bisa kuselesaikan antara lain buku milik Jr. Tolkien: The hobbit dan The silmarilion, Buku Tere Liye “Hujan” dan “Le Petit Prince”  karya “Antoine De Saint-Exupery”. Resensinya bisa kalian baca di postingan resesnsiku sebelumnya.

Di kuartal ke II dan ke III ini saya semakin kehilangan minat baca. Saya hanya mampu menyelesaikan tidak lebih dari 10 buku dari sekian puluh buku yang menjadi target yang harus kuselesaikan untuk tahun ini, berikut resensi ringkas buku yang saya baca:

0 komentar:

@asdar_munadar Aku Pamit Kalimat itu sudah diketik, hampir saja dikirim pada sebuah nomor yang selama ini cukup spesial baginya. Tapi ...

PAMIT

@asdar_munadar
Aku Pamit
Kalimat itu sudah diketik, hampir saja dikirim pada sebuah nomor yang selama ini cukup spesial baginya. Tapi kalimat ini berisi dua kata itu dihapus lagi. Ia justru mematikan handponnya. Menyimpan di bawah bantal.  Kemudian,  ia mengambil mushafnya. Lelaki itu menangis.  Menangis sambil  terus membaca ayat demi ayat di lembar mushafnya.
Tidak ada artinya kata pamit. Semua berawal tanpa kata, selesai pun tanpa kata, pikirnya. Lelaki itu sejenak terdiam, menghayati makna ayat demi ayat yang dia baca. Lalu lelaki muda itu  kembali menangis.
Lima tahun yang lalu, tanpa kata cinta, layaknya sepasang  muda-mudi menjalin tali  asrama, dua orang ini justru saling menjauh, memilih menghindari perasaan mereka, sampai suatu waktu, tabir-tabir hati itu tersingkap dan mereka pun tak mampu lagi menutupi apa yang ada di hati mereka. Tidak ada tali apapun yang mengikat hati mereka, sungguh tidak ada. Atau kalaupun ada, mungkin tali itu yang disebut orang-orang bernama perasaan.
Lelaki itu, lima tahun menyimpan perasaannya. Bukan waktu yang lama, sungguh singkat sebenarnya.Tidak ada yang tahu, tetapi sesosok perempuan yang ia beri nama  “bintang utara” mengerti dan memahami. Sesosok perempuan itu membuatnya memiliki harapan.
Jauh perjalanan mereka. Harapan-harapan itu menggantung dalam doa. Hingga lelaki itu kini mendapati banyak “bintang-bintang lain yang juga ternyata siap menyinari malam-malamnya. Lelaki itu jengah. Bukan ia berhenti mencintai bintangnya, tapi karena ia mengerti satu hal. Tangannya tak mampu menggapai “bintang utara“ itu. Dan kali ini, ia benar-benar menghayati kalimat itu.

0 komentar:

@asdar_munandar Kalian tahu, bulan banyak bertanggung jawab atas apa yang terjadi di bumi, sebuah meteor liar menghantam bulan pada tah...

Memoar Bali dan Lombok Part II: Antara Menyenangkan dan Mengenaskan

@asdar_munandar
Kalian tahu, bulan banyak bertanggung jawab atas apa yang terjadi di bumi, sebuah meteor liar menghantam bulan pada tahun 1178 benturan yang dihasilkan menyebabkan air pasang ekstrem pada setiap fase bulan di berbagai belahan Bumi. Kenaikan 23% rata-rata gelombang pasang malam itu menimbulkan badai secepat 232 km/jam di samudra fasifik yang menyebabkan peningkatan jumlah ionisasi molekul di atmosfir menyebabkan suhu dingin yang sangat luar biasa disebagian tempat dibelahan bumi ini.

Gejala awal hiportemia adalah tubuh akan berusaha menghasilkan panas dengan cara menggigil jika tidak berhasil, sirkulasi darah akan menurun secara ekstrem metabolisme tubuh akan menjadi melambat. Kita sekarat tanpa kita sadari, pada tahap akhir kita hanya bisa bernafas tiap dua kali semenit, kita berada dalam keadaan mati suri. Tidak saya tidak ingin menceritakan lebih lanjut fenomena alam di tahun 1178 itu atau gejala hipotermia yang telah merenggut banyak nyawa itu.

Kisah ini bukan tentang semua itu, ini hanya kisah petualangan kecilku bersama dua orang sahabatku yang kucintai karena Allah. Tulisan ini merupakan lanjutan dari kisah petualangan kami dari Malang, Bali dan berakhir di Lombok. Sebelumnya saya telah mengulas awal mula perjalanan kami yakni dari Malang ke Bali dengan kereta dan bagaimana akhirnya kami bisa sampai di Denpasar dan berakhir mengenaskan dan menginap di Pantai Sanur. Jika berkenan silahkan sempatkan baca kisah itu di postigan sebelumnya. linknya sudah kusertaka di bawa tulisan ini. Pada Bagian ini saya haya akan mengulas perjalan saya dari Bali ke Lombok serta rute-rute yang harus di tempuh, juga saya menyertakan sedikit info mengenai penginapan dan beberapa hal yang kiranya bisa bermanfaat jika kalian kelak akan  mengunjugi Lombok dengan cara low budget. Silahkan menikmati tulisan ini seperti saya menikmati ketika membuatnya. 

*********************************************************************************

0 komentar:

@asdar_munandar Perjalanan akan mengubahmu, begitu kata orang-orang. Ini kisah di masa lalu, masa dimana kebebasanku masih kumil...

Memoar Bali dan Lombok (Part 1): Awal Petualangan

@asdar_munandar
Perjalanan akan mengubahmu, begitu kata orang-orang. Ini kisah di masa lalu, masa dimana kebebasanku masih kumiliki seutuhnya. Suatu perjalanan yang bagi sebagian orang mungkin biasa saja, tapi bagiku perjalanan-perjalanan seperti ini berdampak besar bagi hidupku. Rasa-rasanya sudah lama sekali,  banyak bagian-bagian yang tidak bisa kuingat pasti detail demi detailnya tapi beruntungnya kebiasaanku membawa note kecil dan mencatatkan berbagai hal di situ ketika melakukan perjalanan-perjalanan seperti ini sungguh sangat membantuku. Manusia itu pelupa, maka itu kita perlu menulisnya. mengikatnya dengan catatan.  Semoga catatan ini bisa bermanfaat, bisa menjadi pengingat bagiku di masa tuaku nanti dan juga  setiap kali membacanya saya akan termotivasi untuk segera bisa merenngut kebebasnku lagi


2 komentar:

@asdar_munandar Dalam buku The Art of Loving, atau Seni Mencinta, Erich Fromm menulis bahwa para manusia modern sesungguhnya adala...

Learn to Love


@asdar_munandar
Dalam buku The Art of Loving, atau Seni Mencinta, Erich Fromm menulis bahwa para manusia modern sesungguhnya adalah orang-orang yang menderita. Penderitaan tersebut diakibatkan karena kehausan mereka untuk dicintai oleh orang lain. Mereka berusaha keras melakukan apa saja agar dapat dicintai. Anak-anak muda akhirnya terjerumus ke dalam pergaulan bebas karena mereka ingin dicintai dan diterima oleh kawan-kawan sebayanya. Para istri berjuang untuk menguruskan tubuh mereka agar dicintai oleh para suami mereka. Para politisi tidak segan-segan berdusta dan menipu orang agar dicintai oleh para pemilih dan pengikut mereka.

Yang dilakukan oleh manusia modern adalah upaya untuk dicintai, bukannya upaya untuk mencintai. Dalam dunia modern, kita menemukan bahwa semakin keras manusia berusaha untuk dicintai, semakin sering pula mereka gagal dan dikecewakan. Adalah sangat sulit untuk memperoleh kecintaan seluruh manusia. Kecintaan semacam ini adalah tujuan yang takkan pernah bisa dicapai karena selalu saja ada orang yang membenci orang yang lain. Manusia selalu dikelilingi oleh dua jenis orang; yang mencintai dan yang membenci dirinya. 

Oleh sebab itu, manusia modern mengalami gangguan psikologis karena kegagalan untuk dicintai. Buku The Art of Loving mengisahkan para istri yang akhirnya harus mengisi malam-malam mereka dengan tangisan dan penderitaan karena tak kunjung memperoleh cinta suami mereka. Pada satu bagian dalam buku itu, Fromm menulis: "Mungkin sudah waktunya kita beritahu mereka untuk belajar mencintai." 

Di dalam buku lain yang berjudul The Mismeasures of Women, atau Kesalah-ukuran Perempuan. Buku ini bercerita bahwa sepanjang sejarah, kecantikan wanita itu diukur bukan oleh wanita itu sendiri, melainkan oleh kaum lelaki. Pernah pada satu masa, yang disebut sebagai wanita jelita adalah perempuan yang bertubuh gemuk. Lukisan-lukisan di zaman Renaissans menggambarkan wanita-wanita telanjang dengan berbagai gumpalan lemak di tubuh mereka. Pada zaman itu, perempuan berusaha menggemukkan tubuhnya dengan obat-obatan, yang terkadang amat berbahaya, agar dianggap rupawan dan dicintai lawan jenisnya. Lalu datanglah satu masa ketika seorang perempuan disebut cantik bila tubuhnya kurus kering. Dunia kecantikan internasional pernah mengenal seorang model ternama yang disebut dengan Miss Twiggy, Nona Ranting. Perempuan cantik adalah mereka yang bertubuh seperti ranting kayu, tinggi dan langsing. Seluruh perempuan di dunia kemudian berlomba-lomba menguruskan tubuhnya dengan menahan nafsu makan dan melaparkan diri. Mereka melakukan puasa yang khusus dijalankan untuk memperoleh kecintaan lelaki; mereka menyebutnya diet. 


0 komentar:

Jakarta, Akhir July 2016. Sudah lama sekali tak lagi kuposting apapun di Blog ini, rasa-rasanya otakku sudah tidak lagi ...

Olah Rasa







Jakarta, Akhir July 2016.
Sudah lama sekali tak lagi kuposting apapun di Blog ini, rasa-rasanya otakku sudah tidak lagi bisa menuntunku menuliskan apapun bahkan hanya sekedar menulis satu dua kalimat keluhan. Rasa-rasanya saya telah kehilangan diri saya, disibukkan dengan ritme kerja yang.. ah sudahlah. Keluhan tidak akan pernah mengubah keadaan bukan.
Pada kenyataannya takdir manusia mungkin memang hanya seperti itu: "lahir-sekolah-dewasa-cari duit-sampai mati". Saya seperti kehilangan banyak hal. Waktu-waktu berharga ku seperti masa-masa dulu, punya cukup waktu berlama-lama duduk di sudut perpustakaan kota atau  Sabtu sore duduk di sudut kafe menghabiskan berlembar-lembar buku pavorit ku. Betapa aku merindukan masa-masa itu. Semoga dimasa-masa yang akan datang saya akan kembali bisa menemukan kebahagian-kebahagian kecilku itu.
Oh iya, Berikut beberapa rangkuman catatan-catatan kecilku yang sengaja saya kumpulkan dari bebagai inspirasi. Saya tidak berharap ada yang mebacanya, saya hanya ingin menyimpannya di sini agar kelak di suatu hari nanti bisa kembali ku baca. Paling tidak dengan membacanya lagi saya bisa meyakinkan hatiku bahwasanya dulu ada masa-masa dimana otakku bisa kugunakan berfikir.

**********************************
*****
#BertemuTuhan
Menurutku perjalanan menemukan Tuhan tidaklah selalu  muda, lurus atau logis. Dan karena itu, ketika kita bertemu dengan orang-orang yang kita anggap jahat, jangan terlalu membencinya. Mungkin ini hanyalah proses yang harus dilaluinya untuk menemukan Tuhannya. Toh andai kemudian sampai dia meninggal dia belum menemukannya, bukankah pada akhirnya kematian akan mempertemukan dengan Tuhan.

#Zioniz
Di masa kini, semua bisa kita kaitkan dengan teori konspirasi. kita hanya korban, kita bukan penyebab utama. Semua kini paham, apa yang terjadi di tengah kita bukan sepenuhnya salah kita: Kemelaratan, keterbelakangan, perang, penderitaan, terorisme, lampu sering padam, panen yang gagal, anak tetangga yang nggak naik kelas, sampai janda seberang kampung yang tiba-tiba hamil semua ada kambing hitamnya, semua paham ini ulah siapa. Ini ulah Zionis Yahudi, bukan salah kita. #sarkatis

#Keadilan
Dulu saya sering bertanya apakah hidup ini adil ?
Kini akhirnya bisa menjawabnya. Keadilan mungkin tidak pernah mengatur persoalan hidup dan mati. Kalau keadilan mengaturnya mungkin tidak ada orang baik yang akan mati muda atau tidak ada orang jahat yang hidup sejahtera berkecukupan. Mungkin itu mengapa Tuhan menciptakan alam baka, agar kelak keadilan ditampakkan sejelas-jelasnya

#Universe
Pada dasarnya kita semua saling terkait. Kita tidak bisa memisahkan satu kehidupan dari kehidupan lain, sama seperti kita tidak bisa memisahkan embusan angin dari udara.

#Keterkaitan
Itu karena jiwa kita tahu, jauh di lubuk hati kita memahami bahwa semua kehidupan saling berkaitan. Kematian bukan hanya mengambil seseorang, tetapi juga luput dari seorang yang lain. satu orang terkulai, yang lain tumbuh. Kematian dan kelahiran bagian dari keseluruhan. Tidak ada kejadian di bumi ini yang terjadi secara kebetulan.

#Berpisah
Saya tidak pernah benar-benar tahu, aku atau kamu yang terlalu cepat memutuskan untuk pergi. Yang kutahu kita kini berpisah. Sungguh tidaklah berguna kita terus menerus berusaha mempertahankan hubungan kita. Hubungan ini terlalu sakit. Buat apa mempertahankan sesuatu yang sedari awal kita sadari tiada akhir bahagia untuk kisah kita. Tapi kau tahu, rindu hati ini masih untukmu. Kau tahu, cinta memang hanya seperti irama. Kadang begitu sendu mendayu dayu, kadang begitu terasa hangat dan menyenangkan, kadang juga pilu, tapi di lain waktu  kadang terasa begitu ringan dan riang membuat kita tersenyum tersipu. Bukankah kisah cinta tidak semua harus berakhir bahagia, dan kita harus menerima itu. Cukup Kisah kita kusimpan di dalam hatiku.

#Rindu
Hari ini matahari pagi bersinar cerah, saya berdiri lama dibawa teriknya. Hatiku terasa hangat. Mungkin di sana kau juga merasakan hangatnya matahari pagi ini. Apakah kau sedang merindukanku ?. Aku merentangkan tanganku, memejamkan mataku, merasakan dekapanmu dalam-dalam. Sesuatu di dalam dadaku membuncah. Aku sungguh  merindukanmu.

#Kebenaran
Mungkin kita benar, tapi bukan berarti kebenaran itu kita harus paksakan kepada orang yang belum waktunya menerima kebenaran. Setiap orang punya caranya masing-masing untuk menemukan kebenaran. Bijaksanalah

#Sendiri
Banyak hal yang akhirnya tidak menjadi penting ketika kita sendiri. Status, ego, atribut, gelar dan lambang2 kemegahan lainnya yg tadinya begitu prestisius menguap ketika kita menyepi. membiarkan diri kita kembali menjadi apa adanya 

#Kelabu
Mungkin selama ini kita hanya melihat dunia sebatas hitam dan putih, jadi ketika pada suatu waktu kita menemukan warna putih itu menjadi kelabu, kita akhirnya kecewa.

0 komentar:

Jakarta, 03 Mei 2016.  Kita tidak pernah tahu kapan hujan akan turun seperti halnya kapan hujan memutuskan untuk berhenti. Seperti kehid...

Sepenggal Kisah dari Bangka Belitung (Road to the Sequel)


Jakarta, 03 Mei 2016. 
Kita tidak pernah tahu kapan hujan akan turun seperti halnya kapan hujan memutuskan untuk berhenti. Seperti kehidupan, Kita tidak pernah bisa menebak ke arah mana kehidupan ini membawa kita dan kapan akhirnya kehidupan mengucapkan selamat tinggal. Kalian tahu, kehidupan ku dua tahun ini berubah drastis. Saya tidak lagi punya banyak waktu bahkan hanya untuk duduk diam dan menghabiskan berlembar-lembar buku bacaan kesukaanku, atau duduk semalaman mengetik berbagai macam hal yang terlintas di pikiranku. 



Siang ini saya duduk di sebuah kafe di bandara Soekarno Hatta. Menanti pesawat yang akan menerbangkan ku ke pulau laskar pelangi. Menikmati sepiring kentang goreng dan segelas milk shake vanila. Hiruk pikuk bandara dan aroma pengap ibukota menyatu di udara, bising dan sumpek. Susana kafe terbilang ramai, pengunjung datang dan pergi silih berganti. Pelayan kafe terlihat begitu sibuknya, lalu lalang kesana kemari mengantar pesanan dan membersihkan meja. Berulang kali. 

Saya duduk di lantai dua, bagian terpojok kafe ini, leluasa menikmati kesibukan manusia-manusia yang seakan tidak ada habisnya ini.  Entah mengapa akhir-akhir ini ketika bepergian saya selalu menyukai datang lebih awal, jauh sebelum jam boarding tiba atau ketika transit saya lebih menyenangi memilih jam transit yang lama, memberikan kesempatan pada diriku untuk berhenti sejenak dan menikmati kesendirian ku. Kesendirian diantara hiruk pikuk manusia. Saya jatuh cinta dengan keadaan ini, atau mungkin waktu-waktu menunggu, waktu-waktu transit adalah satu-satunya waktu yang benar-benar kumiliki sekarang.  

Ketika kita sendiri entah kenapa kenangan-kenangan masa lalu bisa tiba-tiba datang begitu cepat tanpa bisa dicegah seperti hujan yang tiba-tiba menderas dan membasahi apapun yang ditubruknya.  Sialnya kenangan-kenangan itu biasanya datang beriringan dengan kesedihan-kesedihan kita. Mengobrak abrik luka-luka lama yang telah sekian tahun aku berusaha sembuhkan.  Dan aku menikmati ketika rasa-rasa itu datang. Saya merasa kembali menjadi manusia. 

Hati manusia itu rumit, begitu susah untuk dipahami. Begitu luas, begitu susah untuk dijelajahi, begitu dalam, begitu susah untuk diselami. Hati yang hanya sebesar genggaman tangan itu hingga kini belum bisa dipecahkan misterinya.

Pangkal Pinang, 03 Mei 2016 , 
17.30. WIB. Pesawat Boing ini membawa ku terbang membela langit Jakarta. Ini kali kedua aku menggunakan jasa maskapai ini. Kali pertama suatu masa dulu, dan membuatku berjanji untuk tidak lagi-lagi menggunakan maskapai ini.  Menggunakan jasa maskapai ini berarti aku telah melupakan kesalahan masa lalunya. Maskapai ini telah banyak berbenah ternyata, satu dua pramugirinya tampak berjilbab, juga sebelum take off kita diarahkan untuk berdoa terlebih dahulu, sesuatu yang sangat jarang kutemui di maskapai manapun di Indonesia ini, bahkan untuk maskapai plat merah sekalipun. Pandanganku tentang maskapai ini akhirnya berubah. Dan akan kugunakan jasanya lain kali jika akan bepergian lagi.

Entah kenapa rasa jengah mulai mendebatku. Fisikku mulai menolak ketidak nyamanan perjalanan. Bosan mungkin. Perjalanan-perjalananku selama ini entah mengapa terasa semakin sia-sia. Apa sebenarnya yang harus kutemukan. Apa seharusnya yang aku cari di semua perjalanan-perjalanan itu atau memang sudah seharusnya mengucapkan selamat tinggal. Menutup lembar cerita ini.

Ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di pulau yang pernah jaya dengan timahnya ini. Udara hangat menerpa wajahku. Aroma angit laut terasa menyesakkan. Saya menyeret gontai koperku menuju pintu kedatangan, seorang kawan menantiku di luar sana.  Kata pertama yang muncul dibenakku menggambarkan tempat ini adalah “SEPI”. Sepanjang jalan dari bandara menuju tempatku menginap begitu lengang. Jalan-jalan raya yang lebar berbanding terbalik dengan jumlah kendaraan yang lalu lalan. Dari Sekilas saya bisa melihat kejayaan tempat ini di masa lalu. Pangkal pinang memang terkenal karena kejayaan timahnya di masa lalu. Tidak banyak yang harus kuceritakan di sini, mungkin lain waktu jika tangan ini masih diberi kemudahan untuk mengetikkan kata demi kata. Saya menghabiskan beberapa hari disini, mengunjungi banyak tempat dan pantai-pantai yang indah. Juga tidak melewatkan museum Timah dan Musium pengasingan Soekarno yang jaraknya berjam-jam dari kota Pangkal Pinang. Semoga serpihan cerita tersebut masih bisa kuabadikan di blogku suatu hari nanti. 

*bersambung 

0 komentar:

Februari 2016, Bulan ke dua ditahun ini, juga menandakan sudah setahun saya berkecimpung di dunia kerja. Duna nyata, dunia realitas. Duni...

Resensi I : Buku-Buku yang Kubaca 2016


Februari 2016, Bulan ke dua ditahun ini, juga menandakan sudah setahun saya berkecimpung di dunia kerja. Duna nyata, dunia realitas. Dunia rutinitas. Dunia monoton, dunia keterkungkungan. Hehehhehe. Perlahan-lahan kebiasanku berubah, banyak hal-hal baik yang dulu selalu kulakukan kini tergerus, termasuk membaca buku. Hingga bulan ini baru 5 buku yang bisa kubaca dan 4 diantaranya berhasil kuselesaikan dengan baik. Satu lagi entah kapan bisa kuselesaikan. Sangat sedikit memang, jauh dari terget yang kupatok tiap bulannya. 

1. The Silmarillion by JR. Tolkien


Buku pertama yang kuselesaikan di awal tahun ini adalah The Silmarillion karya JR. Tolkien. Kalian pasti tahu siapa Tolkien, penulis novel fantasi yang karyanya begitu fenomenal itu.  Bagi yang masih penasaran dengan the history off midle earthnya Tolkien saya sangat sarankan anda membaca buku ini, buku ini merupakan awal dari semua kisah-kisah yang terjadi di middle eart, jauh sebelum Bilbo Baggins memulai petualangannya ke Lonely Mountain dalam The Hobbit atau Petualangan Frodo dan cincinnya dalam The Lort off the Ring. Buku ini sunguh layak diberi bintang 4 di goodreads (hehhehe)  Sayang karena kesibukanku saya tidak sempat menulis resesnsi tentang novel tersebut. Lagian saya merasa begitu tidak layak menuliskan resensi untuk buku ini :-0

2. The Hobbit by JR. Tolkien



Buku ke dua yang kuselesaikan masih milik JR. Tolkien, petualangan Bilbo Baggins dalam The Hobbit. Seorang sahabat memberiku hadiah, mengirimiku buku ini. Terimakasih kepadamu kawan, kau sungguh teman yang baik. Padahal saya berharap kau memberiku sepaket LOTR (ngarep, kwkkwkwk). Meski beberapa tahun yang lalu saya sudah membacanya di perpustakaan kampusku tapi membaca kembali petualangan si Bilbo dan teman-teman kurcacinya sepertinya tidak akan pernah membosankan, kita selalu bisa ikut larut dalam petualangan-petualangan dan ketegangan yang mereka hadapi. Seperti itulah Tolkien selalu mampu menghipnotis pembacanya.

3. Hujan by Tere Liye



Buku ketiga yang kuselesaikan pertengahan bulan ini adalah karya terbaru Tere Liye “Hujan”. Buku ini tidak terlalu istimewa bagiku. Buku setebal 317 halaman ini kuselesaikan  dalam waktu 2 hari, menemani liburan akhir pekanku. Entah mengapa karya Tereliye yang satu ini tidak membuatku bersimpati. Saya rasa plotnya terlalu dipaksakan, banyak adegan yang telalu sinetron. penokohannya tidak sekuat karya-karya bang Tere yang lain. Entahlah, atau mungkin saya sudah telalu bosan dengan karya-karya Tereliye yang hanya seperti itu-itu saja. Buku ini sungguh jauh dari harapanku. Tapi bagaimanapun juga buku ini layak diberi 3 bintang. Pertama karena saya suka sampul dan judulnya “Hujan” yang kedua kerena seperti umumnya karya bang Tere, banyak pelajaran yang bisa dipetik dari karya-karyanya dan  poin terakhir karena bang Tere sudah susah paya menghadirkan buku ini jadi sangat patut dihargai. Semoga bisa banyak memberi inspirasi bagi pembacanya.  Dan ini ada beberapa  kutipan favoritku  dari buku ini

“Hidup ini memang tentang menunggu. Menunggu kita untuk menyadari, kapan kita akan berhenti menunggu (hal.228):”

"Ada orang-orang yang kemungkinan sebaiknya menetap dihati kita saja, tapi tidak bisa tinggal dalam hidup kita. Maka biarlah begitu adanya, biar menetap dihati, diterima dengan lapang. Toh dunia ini selalu ada misteri yang tidak bisa dijelaskan. Menerimanya dengan baik justru membawa kedamaian."

4. Le Petit Prince  by Antoine De Saint-Exupery


Buku terakhir yang baru kuselesaikan ini adalah buku yang berjudul “Le Petit Prince”  karya “Antoine De Saint-Exupery” seorang penulis berkebangsaan Prancis. Buku ini merupakan salah satu karya sastra klasik yang begitu populer. Konon katanya buku ini telah disadur kedalam 230 bahasa asing dan telah dicetak ulang  berkali-kali.  Kata orang-orang buku ini adalah buku yang wajib dibaca minimal tiga kali sepanjang hidup kita, yaitu ketika kanak-kanak, remaja-dewasa muda, dan ketika kita tua. Mungkin terdengar berlebihan, tapi begitu kalian menyelesaikan lembar terakhir dari buku ini saya pastikan kalian akan memikirkan banyak hal tentang kehidupan kalian dan kalian akan memikirkan buku ini bahkan berhari-hari setelah kalian membacanya juga kalian akan merasa betapa membosankannya menjadi orang dewasa, kheehheheh. 

“Orang dewasa tidak pernah mengerti apa-apa sendiri, maka sungguh menjemukan bagi anak-anak, perlu memberi penjeasan terus-menerus.” (halaman 8-9)

Buku ini secara sekilas terlihat seperti buku dongen anak-anak, dengan sampul berwarna putih dengan seorang anak berambut emas berdiri di atas planet kecilnya. Yah dialah pemeran utama dalam buku ini “pangeran cilik”.  Meski terbilang tipis, buku ini sangat menarik menurutku, diceritakan dari sudut pandang yang berbeda, dari persfektif anak kecil yang mengamati dunia dengan mata polosnya. Begitu penasaran.

Buku ini sungguh layak diberi bintang empat, minus satu poin dari nilai sempurna di goodreads, itu karena saya hanya bisa membaca transletannya yang berarti banyak mereduksi makna dasar yang diinginkan penulisnya. Buku ini pada kesempatan lain akan kureview khusus di blog ini, banyak hal-hal menarik yang sayang untuk dilewatkan begitu saja.  Oh iya, buku ini tahun 2015 kemarin sudah difilemkan dengan judul yang sama, sungguh tidak sabar pengen nonton. Aaaaaaah tiba-tiba merindukan masa kecilku.

“Bagaimana pun masa kecil yang dialami terkadang kita merindukannya dan ingin kembali ke sana.”

5.  The Geography of Bliss by Eric Weiner



Selain keempat buku di atas, saya juga masih berkutat dengan bukunya Eric Weiner  “The Geography of Bliss” buku yang menceritakan perjalanan penulisnya mengunjungi beberapa negara untuk mencari “kebahagiaan”  bukan “makna kebahagiaan” melainkan “dimana” kebahagiaan itu. Buku ini terbilang berat, bukan hanya dari  bobot dan jumlah lembarannya yang lebih dari 500an halaman, melainkan juga filosofi dan ide yang digagas dari buku ini. Buku ini sungguh merupakan campuran aneh antara catatan perjalanan, ilmu psikologi, sains, dan humor. Kadang dalam satu titik saya sungguh tidak bisa melepaskan tanganku dari buku ini, tapi dilain kisah narasi yang panjang membuatku tidak bisa berlama-lama membuka lembatan-lembarannya. Sejauh ini saya masih belum mampu menyelesaikan buku ini. Buku ini seringkali membuat saya sedikit prustasi membacanya. Buku ini merupakan karya ilmiah si Eric yang didasarkan dari pengamatan dan penelitiannya selama melakukan pencarian itu. Konon katanya buku ini adalah salah satu buku yang wajib kita baca sebelum usia 30 tahun. 


*Picture diambil dari berbagai sumber
   

0 komentar:

Bersama anak-anak SD Tangko Aroma tanah basa masih menyeruak di udara, hujan mengguyur desa ini hampir sepanjang malam. Hingga pagi ini...

KI: Sehari Berbagi Selamanya Menginspirasi

Bersama anak-anak SD Tangko
Aroma tanah basa masih menyeruak di udara, hujan mengguyur desa ini hampir sepanjang malam. Hingga pagi ini awan mendung dengan warnanya yang kelabu pucat masih saja menggantung di langit. Gerimis. Meskipun demikian hal itu tidaklah menyurutkan langkah anak-anak SD Tangkou itu untuk datang ke sekolah. Bersemangat.

Sabtu, 23 Januari 2016, hari ini ada yang berbeda di sekolah ini. Tim relawan Kelas Inspirasi akan mengajak anak-anak SD ini belajar dengan cara yang berbeda. Belajar dari para profesional muda yang mau merelakan sehari waktunya untuk berbagi kisah buat adik-adik di sana.

Kelas Inspirasi sendiri adalah salah satu program besutan Indonesia Mengajar dan beberapa teman profesional yang ingin berkontribusi pada pendidikan Indonesia, lahirlah konsep Kelas Inspirasi. Kelas Inspirasi adalah kegiatan yang mewadahi profesional dari berbagai sektor untuk ikut serta berkontribusi pada misi perbaikan pendidikan di Indonesia. Melalui program ini, para profesional pengajar dari berbagai latar belakang diharuskan untuk cuti satu hari secara serentak untuk mengunjungi dan mengajar SD, yaitu pada Hari Inspirasi. Kegiatan Kelas Inspirasi yang pertama diadakan pada 25 April 2012. Para profesional diajak untuk menceritakan mengenai profesinya. Harapannya, para siswa akan memiliki lebih banyak pilihan cita-cita serta menjadi lebih termotivasi untuk memiliki mimpi yang besar. Bagi para profesional pengajar, Kelas Inspirasi dapat memberi pengalaman mengajar di depan kelas sebagai bentuk kontribusi nyata dan aktif terhadap perbaikan masa depan bangsa. Interaksi antara para profesional dengan siswa dan guru SD diharapkan dapat berkembang nantinya menjadi lebih banyak gagasan dan kegiatan yang melibatkan kontribusi kaum profesional*

Pada setiap pagelaran acaranya, Tim relawan Kelas inspirasi akan disebar ke beberapa sekolah dasar di daerah terntentu dan biasanya daerah yang menjadi sasaran utamanya adalah daerah-daerah yang masih terbilang masih tertinggal. Dan kebetulan tim saya ditempatkan di SD Tangkou, sekitar 7 kilo jauhnya dari pusat kota Topoyo. Topoyo sendiri merupakan ibu kota kabupaten dari Mamuju Tengah pecahan Mamuju yang baru setahun ini menjalankan roda kepemimpinannya sendiri. Jadi bisa dibilang daerah ini masih sangat terpencil. Akses ke Mamuju Tengah ini terbilang cukup mudah, dari pusat kota Mamuju Ibu kota Provinsi Sulawesi Barat anda harus berkendara kurang lebih 2-3 jam untuk menuju ke daerah tersebut. 

Sekolah ini terbilang cukup  ramai dibanding beberapa sekolah yang ada di kabupaten Mamuju Tengah. Ada kurang lebih 200an murid di sini dengan beberapa orang gurunya yang penuh dedikasi. meski tak bisa dipungkiri dari sekilas sekolah ini sungguh jauh dari kata layak untuk ditempati mendidik generasi-generasi penerus bangsa.  Meja dan kursinya reot di paku dan ditambal dimana-mana. Dinding-dindingnya tua, rapuh, terkelupas, habis termakan usia. meskipun demikian, semangat anak-anak ini mengalahkan semua keterbatasan itu. teriakan-teriakan semangat mereka memenuhi udara. berseru-seru, menyanyikan lagu Indonesia raya bersama kami tim relawan Kelas Inspirasi.

Saya selalu yakin, orang-orang hebat tidak harus lahir dari sekolah-sekolah berstrandar nasional atau internasional dengan segala kelengkapan fasilitasnya. Mereka bisa lahir dari mana saja bahkan dari tempat dan lingkungan yang sangat-sangat terbatas sekalipun.  Anak-anak selalu menyimpan harapan, masa depan mereka selalu penuh kejutan, ditangan mereka garis-garis masa depan bangsa ini akan dipertaruhkan. Kita tidak pernah tahu dan kita tidak pernah bisa menebak akan jadi apa 10 atau 20 tahun lagi anak-anak itu.

Agenda kami bermula di awal pagi, sambutan dari kepala sekolah dan juga sambutan dari salah satu bapak anggota dewan yang terhormat menjadi pembuka kelas inspirasi di SD Tandoku.  Anak-anak bertepuk tangan meriah, meski saya  rasa tidak ada satupun dari ucapan bapak yang terhormat itu mereka perhatikan. Mereka masing-masing sibuk dengan segala rasa penasaranya. Setelahnya anak-anak dipersilahkan memasuki kelasnya, berhamburan.  Satu dua tak langsung masuk ke kelasnya, masih berkeliaran diluar, mencari-cari tau apa yang kami tim relawan persiapkan untuk mereka. Penasaran. Sebagian berlarian ke kantin, menghabiskan uang jajannya sepagi ini.

Para pengajar, fasilitator, fotografer, dan semua kru begitu sibuknya. Saya sendiri harus masuk di lima kelas dengan waktu yang begitu terbatas. Melelahkan memang, tapi begitu kalian melihat sorot mata bocah-bocah polos itu, kalian akan menyadari betapa kehadiran kita disini begitu berarti bagi meraka.  Aku tidak bisa mengingat dengan baik detail demi detail apa yang kita lakukan hari itu, saya begitu sibuk mengikuti jadwal rolingan dari kelas ke kelas.  Bagaimanapun juga, agenda hari ini harus diselesaikan dengan baik.

Bagiku, kelas inspirasi tidak hanya berarti berbagi untuk mereka. KI memberikan kesempatan kepada kita untuk berhenti sejenak dari rutinitas kita, memberi kesempatan untuk flashback ke masa lalu kita, untuk melihat apa dan siapa kita di masa lalu dan kemudian mensyukuri apa dan siapa kita di masa kini. flashback itu juga berarti kembali membaca sejarah kita, melihat dan menyaring apa-apa yang pantas untuk kita bagikan ke mereka sebagai pembelajaran dan tauladan. Pada sesi akhir acara, kami menerbangkan pesawat-pesawat  harapan. berharap cita-cita yang mereka tuliskan bisa terbang tinggi ke Langit sampai ke pangkuan Sang penulis takdir. dan semoga kelak mimpi-mimpi kecil itu nyata adanya. Amin

Terimakasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan pada tim Kelas Inspirasi yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk berpartisipasi di acara ini, juga pada kepala sekolah, bapak dan ibu guru SD Tangko atas keluasan hatinya dan kebijkasanaannya memberikan kami kesempatan untuk merasakan kembali ke masa-masa Sekolah Dasar yang menyenangkan. Serta adik-adik yang begitu antusias mengikuti semua agenda kelas inspirasi. Sekali lagi kami ucapkan terimakasih.  






* http://www.kelasinspirasi.org/tentangki.html


0 komentar: