@asdar_munandar Adakah dunia selain dunia yang kita lihat ini ? Bagaimana dimensi-dimensinya jika ia benar-benar ada ? Barangkali...

Dunia Paralel, Dejavu dan Dimensi Alam Ghaib


@asdar_munandar
Adakah dunia selain dunia yang kita lihat ini ?
Bagaimana dimensi-dimensinya jika ia benar-benar ada ?
Barangkali ia ada karena kita tidak mampu melihat setiap yang ada
Apa benar kita ini nyata ?
Apa benar kita ini benar-benar ada ?
 Atau kita hanya semacam ilusi yang diciptakan oleh Sang Creator. 
Bermain di imajinasinya lalu tiba-tiba saja kita tiada. 
Meniada lalu lenyap begitu saja.
“@_m”


Apakah Kalian Percaya Dimensi Paralel  ?
Apakah dia benar-benar ada ?

Dunia paralel adalah suatu konsep di mana terdapat banyak dunia yang berjalan sendiri-sendiri, di mana urutan peristiwa di satu dunia bisa jadi tidak sejalan dengan urutan peristiwa di dunia lain. Konsep ini secara tersembunyi diterapkan dalam kisah Elemen Kekosongan, di mana banyak pengetahuan-pengetahuan yang di dunia lain belum saatnya ditemukan, akan tetapi di sini telah ada dan lazim digunakan.*

Gagasan tentang dunia paralel sudah mengemuka di awal era 1920-an. Teori dunia paralel sendiri pertama kali dicetuskan Profesor Bill Poirier. Teori yang diungkapkannya berhasil menarik perhatian para ilmuwan fisika dan menuai banyak kontroversi. Setelah teori tersebut mencuat di publik, banyak spekulasi lain yang bermunculan. Salah seorang ilmuwan menganggap bahwa interaksi bersama antara dunia paralel telah menimbulkan semua efek kuantum di alam semesta.*

0 komentar:

Judul                       : The Geography of Bliss Penulis                    : Eric Weiner Penerjemah             : M. Rudi Atmo...

Resensi The Geography of Bliss - Kisah Seorang Penggerutu yang Berkeliling Dunia Mencari Negara Paling Membahagiakan



Judul                      : The Geography of Bliss
Penulis                   : Eric Weiner
Penerjemah            : M. Rudi Atmoko
Cetakan I                : November 2011
Tebal                      : 512 hlm



internet
"Perjalanan itu bersifat pribadi. Kalaupun aku berjalan bersamamu, perjalananmu bukanlah perjalanku."
(Paul Thereoux dalam Eric Weiner, the Geography of Bliss)

Buku ini berkisah tentang seorang penggerutu Eric Weiner yang mencoba menemukan definisi dan arti dari “kebahagiaan”. Eric melakukan petualangan ke berbagai negara, dari Belanda, Swiss, Bhutan, hingga Qatar, Islandia, India, dan Amerika  untuk mencari tahu apa yang membuat orang-orang di sana bahagia atau murung. Buku ini adalah campuran aneh tulisan perjalanan, psikologi, sains, dan humor.

Seperti dugaanku, pada akhirnya buku ini tidak menyimpulkan apapun tentang definisi kebahagiaan. Karena memang pada dasarnya kebahagiaan itu punya banyak definisi.  Tidak pernah benar-benar ada kesepakatan universal untuk mendefinisikan arti dari kebahagiaan itu sendiri. Kebahagiaan bisa berarti apapun.

Di Belanda misalnya, penulis menyimpulkan kebahagiaan adalah angka sementara di Swiss orang-orang menganggap kebahagiaan adalah kebosanan. Bayangkan coba bagaimana mungkin kebahagiaan bisa berarti angka dan kebosanan tapi begitulah buku ini, penuh banyak kejutan yang menarik. Di Islandia dan Thailand kebahagiaan malah terdengar lebih lucu. Orang-orang di Islandia menganggap kebahagiaan adalah kegagalan sementara di Thailand diidentikkan dengan tidak berfikir.
Sayang sekali si Penulis tidak mengunjungi atau menjadikan Indonesia sebagai salah satu objek penelitiannya.  Di Indonesia definisi kebahagiaan justru semakin absurd. Orang-orang bisa bahagia hanya karena perkara-perkara sepele.

0 komentar:

Rasa-rasanya tahun ini berlalu begitu cepat, perasaan baru kemarin kita merayakan tahun baru 2016 dan sekarang sisa berbilang bulan lagi...

Resensi II: Buku Yang Kubaca Tahun 2016


Rasa-rasanya tahun ini berlalu begitu cepat, perasaan baru kemarin kita merayakan tahun baru 2016 dan sekarang sisa berbilang bulan lagi tahun 2016 akan segera berakhir, artinya target menikah tahun ini akan segera pupus (eh.. kok baper).  Bukan, bukan.. saya tidak ingin bahas nikah-nikah atau tetek bengeknya. Saya sudah cukup puyeng dengan kerajaanku di kantor yang seperti tiada habisnya, belum lagi berbagai masalah yang harus kualami tahun ini, benar-benar membuat hidupku sedikit berantakan.

Hingga kuartal ke tiga ini saya hanya menyelesaikan sedikit buku. Kuartal pertama kemarin saya hanya menyelesaikan 4 buku ditambah satu Buku milik Eric weiner “The Geography of Bliss” yang belum bisa kuselesaiakan hingga kini (saya merasa sangat berdosa). sementara buku-buku yang bisa kuselesaikan antara lain buku milik Jr. Tolkien: The hobbit dan The silmarilion, Buku Tere Liye “Hujan” dan “Le Petit Prince”  karya “Antoine De Saint-Exupery”. Resensinya bisa kalian baca di postingan resesnsiku sebelumnya.

Di kuartal ke II dan ke III ini saya semakin kehilangan minat baca. Saya hanya mampu menyelesaikan tidak lebih dari 10 buku dari sekian puluh buku yang menjadi target yang harus kuselesaikan untuk tahun ini, berikut resensi ringkas buku yang saya baca:

0 komentar: