Day 6: 9DSolobackpaker Labuanbajo 29 Desember 2016 Wae Rebo: Desa Dibalik Gunung “kita akan melewati sebuah jembatan bambu” b...

Part VIII: Wae Rebo, Desa Dibalik Gunung



Day 6: 9DSolobackpaker Labuanbajo
29 Desember 2016
Wae Rebo: Desa Dibalik Gunung

“kita akan melewati sebuah jembatan bambu” begitu kata Timo, pemuda tanggung yang jadi guide kami. Jembatan ini seperti portabel waktu, memisahkan antara dunia kita dan dunia orang-orang Wae Rebo itu. Kami sudah berjalan hampir 3 jam lamanya, tanda-tanda perkampungan Wae Rebo itu belum nampak sama sekali. Kami terus berjalan menyusuri jalan setapak ini. Hutan-hutan tua dengan pohon-pohon yang tak kalah tuanya berdiri kokoh di sepanjang jalan.  Pos satu tempat kami berehat tadi sudah jauh tertinggal di belakang. Sesekali kami berpapasan dengan tamu atau warga Waerebo yang hendak turun ke Denge’. Tidak banyak pengunjung beberapa hari ini begitu kata si Timo.

Saya lelah, setelah berkendara berjam-jam kini saya harus berjalan berjam-jam pula. Gerimis tampa ampun menyirami kami. Jas hujan ala kadarnya rasa-rasanya malah semakin memperberat langkahku. Dan pada titik lelahku dari jauh dibalik kabut sama-samar kulihat pucuk-pucuk rumah kerucut itu.  Kita hampir sampai, begitu kata si Timo.  Lelahku tiba-tiba menguap, hilang bersama kabut.

0 komentar:

Day 5 28 Desember Labuan Bajo-Wae Rebo Wae Rebo via Rute Selatan “Para pejalan akan menemukan jalannya sendiri” Kalimat itu y...

Part VII: Labuan Bajo ke Waerebo via Jalur Selatan

Day 5
28 Desember
Labuan Bajo-Wae Rebo

Wae Rebo via Rute Selatan

“Para pejalan akan menemukan jalannya sendiri”
Kalimat itu yang selalu kutanamkan dalam hatiku ketika akan melakukan perjalanan sendirian. Solo backpaker bukan berarti kita akhirnya hanya akan berjalan dan melakukan apa-apa sendirian. Saya menyusun itenariku dengan melewatkan Wae Rebo dari daftar tempat yang akan kukunjungi. Beruntunglah di perjalanan ini saya dipertemukan dengan tiga orang backpacker yang dengan berat hati (hahahhahaha) mengijinkanku bergabung dengan rombongan mereka. Jadilah kami berempat menjelajahi Flores selama beberapa hari. Melewati hari-hari yang luar biasa menyenangkannya mengunjungi banyak tempat yang tidak ada duanya di Indonesia ini.


Kami tidak di dermaga labuan Bajo menjelang ashar, tidak banyak waktu yang kami miliki. Kami harus meninggalkan Labuan Bajo sebelum malam. Untungnya di sini cukup mudah menemukan persewaan kendaraan. Lepas ashar kami meninggalkan Labuan Bajo, berkendara ke arah Timur dengan sejuta rasa penasaran.

Saya berkendara dengan kecepatan sedang, udara di sini dingin dan lembap. Aroma jerami basah menguap di udara. Memenuhi rongga dadaku sepanjang perjalanan. Musim panen sedang berlangsung. Orang-orang menjemur gabah di pinggir-pinggir jalan. Anak-anak kecil berlarian berjumpalitan di tumpukan jerami. Tertawa riang.



0 komentar: