“The Blits of Death”  (lampu-lampu kematian) Orang-orang datang dan pergi silih berganti bersama perubahan yang muncul dengan ...

“The Blits of Death”



“The Blits of Death” 
(lampu-lampu kematian)
Orang-orang datang dan pergi silih berganti
bersama perubahan yang muncul dengan melambat

Kemarin saya melayat ke rumah sahabat saya. Ayahnya meninggal (semoga almarhum ditempatkan di Jannah-Nya, amin). Sedih. saya tidak bisa atau tepatnya belum berani membayangkan seandainya saya di posisinya dia sekarang ini. Betapa hancur hatinya.

“Mati” mungkin kata itu sudah sering mampir dalam pikiran kita, tapi mungkin kita belum benar-benar sempat memikirkannya lebih dalam. Mati bagi sebagian orang mungkin perkara biasa, suatu hukum alam, semua yang bernyawa pasti akan mati.

“Mati” mungkin ketika yang meninggal orang-orang di luar the intimates others dalam hidup kita, kata mati itu jadi perkara biasa, berlalu begitu saja. Kita  tidak sungguh-sungguh berduka, apalagi kalau yang meninggal hanya satpam kompleks depan rumah, tetangga kita, bupati atau anggota DPR di daerah kita, mantan Presiden kita atau orang-orang yang hanya sepintas lalu dalam kehidupan kita. Kita hanya turut berduka sebatas tenggorokkan, mengucapkan belasungkawa sekedarnya setelah itu lupa lagi.

“Mati” akan jadi berbeda ketika kata itu menghampiri hidup kita. Hingga kini saya masih terus mencari jawaban atas kesedihan ketika “mati” itu merenggut orang-orang yang kita cintai. Kita bersedih karena esensi dari kematian itu sendiri atau hanya karena kita belum siap kehilangan orang-orang itu di sekitar kita. Belum terbiasa akan ke tidak adaannya mereka dalam rutinitas harian kita. Belum terbiasa untuk tidak melihat, mendengar atau memeluknya.

Kata sebagian orang, kematian adalah awal perjalanan baru. Bagiku mati hanyalah kembali pulang dari suatu perjalanan panjang kehidupan. Sebuah pembebasan. Seberapa jauh  kaki kita melangkah, hidup itu hanya akan seperti itu. Pasti suatu saat kita akan kembali pulang. Kembali ke awal perjalanan kita, kembali pulang ke kekosongan sempurna. Kembali ke ketiadaan. Ke keabadian yang sama. Ini adalah wujud akhir universal yang semuanya pasti akan mengalaminya. Mati.

Say, "Indeed, the death from which you flee - indeed, it will meet you. Then you will be returned to the Knower of the unseen and the witnessed, and He will inform you about what you used to do."
(AL-Jumu’ah: 08)
Jember, Juli 2014
Dalam suasana duka
Di rumah seorang teman

0 komentar: