Tahun
2020 kembali saya mengikut goodread challange. Seperti tahun kemarin saya
menarget untuk menyelesaikan 30 buku selama setahun ini dan saya berharap
70%nya adalah buku non fikis. Sampai dengan pertengahan tahun ini taget saya berjalan
dengan baik. Saya telah menyelesaikan 15 buku atau setengah target yang harus
saya selesaikan di tahun 2020.. Beberapa buku yang saya baca begitu berkesan
tapi juga beberapa diantaranya sangat tidak dirokemendasikan untuk dibaca.
Sebagian besar buku non fiksi yang kubaca adalah buku tentang sejarah dan
peradaban sementara buku non fiksi masih lebih suka membaca karya klasik non
menye-menye.
Dari 15
buku yang kubaca, saya akan mengurutkan 10 diantaranya yang merupakan buku
terbaik yang kunilai berdasar berbagai
pertimbangan subjektif. Jadi penilaian ini sama sekali tidak ilmiah, tidak bisa
dijadikan tolak ukur bagus tidaknya buku itu, murni hanya pandangan pribadi
saya. Berikut bukunya:
1.
Ring of Fire: An Indonesia Odyssey by
Lawrence Blair, Lorne Blair
Buku yang
menempati posisi pertama adalah “Ring of Fire”-nya Blair bersaudara. Buku ini
sungguh membuatku jatuh cinta. Ditulis dengan narasi yang sangat meneraik dan
detail. Buku ini menurutku buku catatan perjalanan terbaik tentang Indonesia
sejauh ini yang pernah saya baca, pun diterjemahkan
dengan sama baiknya oleh Tiyas Palar.
Satu-satunya kekurangan buku ini adalah rentang waktu yang terlalu jauh antara
zaman saya membacanya dan era yang diceritakan Blair. Banyak hal telah berubah
di Indonesia. Saya sangat menyesal kenapa buku sebagus ini baru saya temukan sekarang.
Mewakili penduduk Indonesia
saya merasa berkewajiban mengucapkan banyak
terimakasih kepada Lawrance dan Lorn Blair karena telah mendedikasikan hidupnya
untuk menghasilkan karya tentang Indonesia yang begitu luar biasa ini. Saya
rasa bahkan orang Indonesia sendiri pun tidak banyak yang memiliki minat
seperti apa yang telah dilakukan oleh mereka. Sekali lagi, terimakasih Lawrence
dan Lorne Blair untuk karya yang luar biasa ini. 4,5 bintang untuk buku
ini.
Resensi lengkapnya
bisa dibaca di sini https://www.asdarmunandar.com/2020/03/resensi-buku-ring-of-fire-indonesia.html
2.
Saladin: Life, Legend, Legacy by John Man
John Man
adalah sejarawan dan travel writer dengan ketertarikan khusu terhadap islam dan
timur jauh, termasuk Mongolia. setelah menyelesaikan studi mengenai Jermand an
Prancis di oxford, ia mengambil dua program kursus pascasarjana: kajian sejarah
sains di oxford dan studi bangsa Mongol pada School of Oriental and African
Studies di London.
Latar
belakang akademik itu menjadikan karyanya memang luar biasa, salah satu yang
sangat memukau menurutku adalah buku Biografi Shalahuddin AL-Ayyubi ini.
ditulis dengan sangan detail dan objektif. BUku ini bukan hanya berisi tentang
riwayat hidup Shalahuddin, buku ini juga berisi catata sejarah
Imperium-imperium besar yang melatar belakangi kisah hidup Shalahuddin. Salahuddin
atau dibarat disebuet Saladin adalah tokokh yang paling ikonik pada zamannya.
Kesuksesannya
menaklukkan Yerussalam tercatat dalam tinta emas sejarah peradaban Islam, namun
dibalik suksesnya itu banyak hal yang selama ini tidak kita ketahui, bagaimana
masa kecilnya, peperangan-peperangan mana yang dia menangkan dan dikalahkan.
motif apa yang melatar belakangi perang suci yang dikobarkannya bertahun-tahun
lamanya. buku ini mampu mengulas semua itu dengan baik dan tentunya sangat
objektif. buat kalian yang menyengi sejarah peradaban Islam saya sangat
sarangkan membaca buku ini. banyak kejutan yang akan kalian temukan terkait
sosok pahlawan Islam Salahuddin itu. 4 bintang untuk buku ini.
3.
Metropolis Universalis: Belajar Membangun
Kota yang Maju dari Sejarah Perkembangan Kota di Dunia (Metropolis Universalis)
by Eko Laksono
Buku ini Bercerita
tentang kota-kota besar masa kini dengan kisah pencetus serta ide-ide bangsa
besar ini yang awalnya terkesan utopis. Siapa sangka, adalah sesuatu yang
ironis bahwa Eiffel awalnya hanya dibangun sementara sebagai "gerban
masuk" (raksasa) Exposition Universelle 1889, dan dibenci oleh semua
orang. Media membencinya, warga Paris membencinya. Begitupula Alexander Dumas
dan Guy de Maupassant, penulis yang dikagumi Nietzsche. Maupassant bahkan suka
makan siang dibawah Eiffel Tower karena di sana adalah satu-satunya tempat dia
tidak akan bisa melihat menera metal raksasa itu. tapi seiring berjalannya waktu,
orang-orang dari seluruh duni datang ke sini. setiap tahun kota itu dikunjungi
40 juta turis, terutama untuk menikmati keindahan kotanya, aura romantismenya,
dan tentu saja Eiffel Tower-nya. Menciptakan sesuatu yang besar di sebuah kota
tentunya selalu memerlukan perjuangan. (hal-31). 4 bintang untuk buku ini
Resensi lengkapnya
bisa dibaca di sini https://www.asdarmunandar.com/2020/02/metropolis-universalis.html
4.
Sapiens: A Brief History of Humankind by
Yuval Noah Harari
Pada
dasarnya buku ini terbagi 4 bagian besar: (1) Revolusi Kognitif, (2) Revolusi
Agrikultur, (3) Penyatuan Manusia dan (4) Revolusi Saintifik. Seperti kata Bill
Gates buku ini secara garis besar berisi tentang “sejarah ummat manusia “.
Sejarah leluhur ummat manusia homo sapiens dari masa pra sejarah sampai masa
ini di jaman revolusi saintifik.
Pada
awalnya saya benar-benar tidak bisa memahami kemana arah tulisan ini akan
dibawa. Apakah untuk kembali melegitimasi teori Evolusi yang mulai usang itu.
Bahwa manusia senyatanya memang hasil dari evolusi spesies berupa primata yg
tadinya hanya merupakan evoulosi dari
makhluk berupa ganggang bersel tunggal di laut. Bahkan konon Sapiens di
Indonesia merupakan keturunan dari kera yang hidup di savana Afrika.
Selain
teori evolusi buku ini juga banyak mengulas dampak dan kegagalan revolusi
industri terhadap “homo sapiens” dan bagaimana era revolusi industri itu justru
membawa manusia ke gerbang kepunahan. Buku ini juga menceritakan secara
gamblang sejarah kelam kolonialisasi bangsa-bangsa besar di masa lalu. dan
bagaimana kolonialisasi itu sukses menghapuskan beberapa ras penduduk asli
pribumi di suatu wilayah.Jadi mengapa akhirnya saya membaca buku ini. Prof
Harrary juga mengajukan pertanyaan yang sama. Jadi, mengapa belajar
sejarah? Menurutnya “ sejarah tak
seperti fisika dan ekonomi, sejarah bukanlah alat untuk membuat prediksi
akurat. Kita mempelajari sejarah bukan untuk mengetahui masa depan, tetapi untuk memperluas cakrawala, untuk memahami
bahwa situasi kita saat ini bukanlah
alamiah atau tak terelakkan, dan bahwa kita dengan demikian memiliki lebih
banyak kemungkinan di depan untuk kita bayangkan. Misalnya, mempelajari
bagaimana bangsa Eropa mendominasi Afrika memungkinkan kita menyadari bahwa
tidak ada yang natural atau tak terelakkan tentang hierarki rasial, dan bahwa
dunia mungkin diatur secara berbeda. 285. 4 bintang untuk buku ini
Resensi lengkapnya
bisa dibaca di sini https://www.asdarmunandar.com/2020/06/resensi-buku-sapiens-brief-history-of.html
5.
Jurus Sehat Rasulullah by Zaidul Akbar
Tubuh kita
adalah tubuh terbaik. Maka dari itu, sudah seharusnya kita menjaga tubuh kita
agar tetap sehat. Lalu, baqaimana caranya menciptakan tubuh yang sehat?
Ikutilah pola hidup Rasulullah saw. Beliau selalu menjaga kesehatannya secara
optimal, dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi. Konsep-konsep pencegahan
dan peningkatan kesehatan yang dijalankan beliau selalu berlandaskan pada wahyu
Allah Swt. Maka dari itu, kualitas DNA beliau sangatlah baik. Itulah sebabnya,
seumur hidup, beliau hanya dua kali mengalami sakit. Ternyata, konsep-konsep
itu merupakan konsep terbaik yang masih update hingga saat ini. Jadi, bagi Anda
yang ingin hidup sehat, bacalah buku ini dan ikuti jurus Rasulullah saw. Begitu
dr, Zaidul Akbar menjelaskan dalam bukunya. Saya rasa buku ini saah satu buku
wajib yang harus dimiliki ummat Islam. Buku ini memberikan gambaran kepada kita
bagaimana seharusnya kita lebih perhatian terhadap hal-hal yang kita konsumsi
6.
Seni Hidup Minimalis: Petunjuk Minimalis
Menuju Hidup Yang Apik, Tertata, Dan Sederhana by Francine Jay
Menurutku,
buku ini sangat bagus, sangat cocok dibaca oleh semua golongan, buku ini
mengajarkan bagaimana pola hidup minimalis bisa diterapkan. pada dasarnya buku
ini membahas sepuluh hal berikut: (1). mulai dari awal (2). Buang, simpan atau
berikan (3) Alasan setiap barang (4) Semua barang pada tempatnya (5) Semua
permukaan bersih (6) Ruang (7) Batas (8) Satu msauk, satu keluar (9) Kurangi,
dan (10) Perawatan setiap hari
Dengan
bahasa yang sederhana Francine Jay mampu menyajikan perspektif yang berbeda
tentang bagaimana "thing" itu harus dilihat. Dengan menerapkan pola
hidup mininalis tidak hanya dampak financial yang akan terasa, pola hidup kita
dan keluarga akan semakin berkualitas. seorang ibu akan punya lebih banyak
waktu berkualitas dengan keluarganya jika tidak direpotkan dengan mengurus
prabotan dapur yang berantakan. atau seorang ayah akan punya banyak waktu
bermain dengan putranya jika tidak harus membereskan dokumen-dokumen pekerjaan
atau peralatan bengkel yang terbengkalai.
Hidup
minimalis ternyata tidak hanya terpaku pada "berapa banyak barang"
yang harus dimiliki, lebih jauh dari itu, hidup minimalis juga berbicara
mengenai dari mana dan bagaimana barang itu diproduksi, dampak lingkungannya
bahkan proses daur ulangnya. semua hal tersebut saling terkait sehingga pola
hidup minimalis ini menuntut kita untuk menjalani hidup lebih praktis,
sederhana dan bermanfaat buat orang lain dan lingkungan. Terimakasih Francine
Jay telah menuliskan buku ini dengan baik. 4 bintang untuk buku ini
7.
Guru Aini by Andrea Hirata
Saya tidak
bisa mereview buku ini dengan baik. Mugkin karena ekspektasi saya yang terlalu
tinggi, mengingat buku pendahulunya luar biasa bagusnya. Buku ini merupakan
prequel dari buku berjudul “orang-orang biasa”. Meski tidak semenarik buku
pertamanya namun saya rasa buku ini juga bisa menjadi salah satu koleksi yang
sangat layak baca buat kalian pecinta karya Andrea Hirata. Secara garis besar,
buku ini berkisah tentang Bu Desi, sosok guru idealis yang rela mengorbankan
segala yang dimilikinya untuk menjadi seorang guru matematika di peloksok
negeri. Apakah kemudian idealisme yang dia bangun rontok bersama realitas yang
menyakitkan ? seperti dikatakan dalam sampul buku ini dikatakan “Konon,
berdasarkan penelitian antah berantah, umumnya idealisme anak muda yang baru
tamat dari perguruan tinggi bertahan paling lama 4 bulan. Setelah itu mereka
akan menjadi pengeluh, penggerutu, dan penyalah seperti banyak orang lainnya,
lalu secara menyedihkan terseret arus deras sungai besar rutinitas dan
basa-basi birokrasi lalu tunduk patuh pada sistem yang buruk” tapi tunggu
sampai kalian berkenalan dengan sosok Bu Desi. Wanita berhati baja dengan
kemauan yang sama kuatnya. 4 bintang untuk buku ini.
8.
Jalan Tak Ada Ujung by Mochtar Lubis
Tentang Guru Isa, Hazil dan Fatimah.
Tentang ketakutan, kemerdekaan dan idealisme semu.
Tentang kesetiaan dan integritas ketika harus
berbenturan dengan realitas
Secara
garis besar tema utama dari buku ini adalah “ketakutan manusia”. Pada awal buku
ini, Mochtar Lubis mengutip kata-kata dari Jules Romains: ‘Apakah yang harus
kita punyai, agar kita bebas dari ketakutan?. Setiap manusia akan menghadapi
ketakutan-ketakutannya sendiri, sebagian bisa dengan tegar berdiri
menghadapinya sebagian lagi justru memilih menghindarinya. Novel klasik ini
pertama kali diterbitkan pada tahun 1952 ini, Mochtar Lubis ingin memaparkan
kisah perjalanan kemanusiaan seorang guru yang senantiasa hidup dalam tekanan
dan ketakutan pada masa revolusi sepanjang tahun 1946-1947. Menurutku buku ini sangat layak dibaca, dengan
alur yang begitu kelam dan mencekam Muktar Lubis sukses membawa saya menjelajah
bersama ketakutan Guru Isa.
"Guru
Isa ingat jalan tidak ada ujung. Sekali dijalani harus dijalani terus, tiada
habis-habisnya. Terutama sekali ketakutannya sendiri. Dia takut ikut dengan
mereka yang memperolok-olok maut ini. Dan lebih takut lagi untuk tidak ikut."
(halaman 92)
9.
Senyum Karyamin by Ahmad Tohari
Kumpulan
cerita pendek ini berisi 13 cerpen Ahmad Tohari yang ditulis antara tahun 1976
dan 1986. Seperti dalam karya-karyanya terdahulu, dalam kumpulan ini pun Tohari
menyajikan kehidupan pedesaan dan kehidupan orang-orang kecil yang lugu dan
sederhana. Dan sebagaimana dikatakan dalam “Prakata”, kekuatan Tohari “terletak
pada latar alam pedesaan yang sarat dengan dunia flora dan fauna”. Selain
itu, gaya bahasa Tohari “lugas, jernih, tapi juga sederhana, di samping kuatnya
gaya bahasa metafora dan ironi. Begitu sampul belakang buku ini
mendskripsikan buku tipis ini. Saya beri 4 bintang untuk semua kisah yang
disajikan Ahmad Tohari dalam kumpulan ceritanya ini. Buku ini seakan menampar
pembaca dari sudut pandang manusia kecil yang jadi pemeran utama di setiap
ceritanya.
10.
Lelaki Tua dan Laut by Ernest Hemingway,
Buku ini
menjadi salah satu buku sastra terbaik dan berhasil memenangkan banyak
penghargaan dalam bidang sastra. Diantaranya Hadiah Publitzer 1953 dan Award of
Merit Medal for Novel dari American AcaAdemy of Letters. Ernest juga meraih
penghargaan bergengsi Hadiah Nobel SastraA pada tahun 1954 berkat novel ini.
Namun kesuksesan buku itu tidak menjamin akan penghadirkan pengalaman membaca
yang luar biasa bagi semua orang. Entah otakku yang tidak mampu mencernanya
atau memang karena seleraku tidak di gendre ini. Novel ini tidak semenarik yang
kubayangkan. sungguh membosankan. Kalau kalian pernah membaca life of pie,
kalian akan dibosankan dengan percakapan yang monoton antara Pi Patel dan
Harimau yang terjebak bersama di perahunya, dan buku ini menghadirkan kisah
yang sama, celakanya percakapan monoton itu justru terjadi antara pria tua itu
dan alam bawah sadarnya, jauh lebih membosankan lagi. Bayangkan kau membaca buku 120an halaman yang
isinya orang tua yang memancing sendirian, mengeluh, mengerutu dan bertarung
dengan ikan Marlin raksasa selama beberapa hari. Ikan itu mampu memberikan
perlawan yang sengit dan bahkan membawa pria tua itu terombang ambing ke tengah
samudera. Dalam pertarungannya itu si orang tua tadi banyak bercakap-cakap
dengan fikirannya sendiri. Buku ini begitu membosankan, dengan narasinya yang
panjang-panjang. dan orang tua itu sebagai tokoh utama selalu menggerutu,
merutuki nasibnya. Meski demikian, karya sastara klasik ini masih tetap layak
untuk dibaca. Tiga bintang untuk buku ini
0 komentar: