Sabtu pagi di puskot.                  Kegiatan rutin yang selama hampir dua tahun terakhir kujalani. Datang lebih awal, menempati su...

Sabtu Pagi di Puskot



Sabtu pagi di puskot.
                Kegiatan rutin yang selama hampir dua tahun terakhir kujalani. Datang lebih awal, menempati sudut paling menyenangkan di perpustakaan ini. Tak disangkah, hari ini ternyata ada workshop penulis muda, pemateri utamanya kereeennn Bang Fuadi,  kalian pasti kenal., ituloh penulis novel terkenal negeri 5 menara -----------> Baaaaaang ane salah satu penggemar novel-novelmu. Tapi maaf bang, mesikupn ane penggemar novel2mu, entah kenapa ane kurang berminat ikut workshop pagi tadi. Mungkin karena masih sebel dengan suatu kejadian., dan itu sangat ada kaitannya dengan novel Bang Fuadi. 2 tahun yang lalu, ketika pertama kali membaca novel bang fuadi "negeri 5 menara", saya langsung terhipnotis. Karena saking terpengaruhnya, saya bahkan rela-relain melakukan survei kebeberapa tempat yang Bang Fuadi sebutkan dalam novel tersbut. Termasuk ke Pondok Madani, Darusalam, Gontor. Sempat beberapa malam menginap di sana, dan merasakan suasana santri yang digambarkan bang Fuadi dalam novelnya. Klimaksanya, saya sungguh terpesona. Menyesal, kenapa dulu tidak pernah terbayang untuk mondok. Mengingat usia saya tidak muda lagi, dan tidak mungkin dimudakan lagi maka saya melakukan "eksperimen human" dan korbannya adalah adik kandung saya sendiri, hehehhe....
Dengan segala cara saya berusaha memaksakan apa yang tidak sempat saya lakukan kepadanya, mendoktrinnya sedemikian rupa, mengiming-imingi keindahan dunia pesantren dan semua yang membuatnya tertarik hehehhe.  Jadilah tamat SD kemarin dia mendaftar di pondok tersebut. Dan kenyatanya sungguh tragis , eksperimenku gagal. Seminggu lalu dia kabur, tak cukup kuat untuk bertahan di dunia yang namanya pesanter. nyesekkk

Kembali kepuskot,
selalu saja menyenangkan, duduk di bagian terpojok perpustakaan ini.
diantara hiruk pikuk pengunjung perpus., gelagat aneh sejoli yang memadu kasih diantara tumpukan buku, suara lembaran-lembaran buku yang dibolak-balik. Memberiku ruang tersendiri untuk menyepi. menyepi bukan berarti kita dalam kondisi sendiri loh....! melainkan merasa sepi dan merasai sepi diantara  keramaian. Kesepian dan kesendirian  memang dua kata yang penggunaannya hampir sama. Sepi merujuk pada hati dan kondisi jiwa, sedangkan sendiri merujuk pada kondisi fisik.
menghabiskan sabtu pagiku disini selalu memberiku ruang untuk membersamai hati, memperlambat laju kehidupan, dan yang paling penting di sini saya merasa sangat hidup.
ah.. andai saja' tiap hari adalah sabtu pagi..


0 komentar: