Tahun 2019 saya kembali mengikuti tantangan di goodreads challenge dimana pada tahun ini saya kembali menargetkan 30 buku dan sayangnya hanya mampu menyelesaikan 25 buku saja. Sebagian sudah kubikin resensinya di blog ini sebagian yang lain masih malas kubikinnya. Berikut 15 diantaranya menurutku yang jadi best book diantara ke 25 buku itu.
1. See Prayer by khaled Hosseini
Buku ini merupakan buku pertama yang keselsaikan ditahun 2019 yang sekaligus menjadi buku terbaik menempati urutan 1. Sea Prasyer sendiri hanya novel tipis tak lebih dari 50 lembar yang dibuat lengkap dengan ilsutrasiya yang begitu dingin dan menyedihkannya. Menurutku buku ini begitu emosional, sangat nyata dan begitu menyayat hati. Buku ini didedikasikan kepada ribuan pengunsi yang raib di lautan demi menghindari perang dan penganiayaan. Khaled Hossein menulis buku ini sebagai keprihatinan atas krisis pengungsi yang saat ini terjadi di dunia. Dia tergugah oleh foto Alan Kurdi, bocah pengungsi Suriah usia 3 tahun yang jenazahnya terdampar di sebuah pantai di Turki. Khaled ingin memberi penghormatan pada jutaan keluarga yang tercerai-berai dan terusi dari rumah mereka gara-gara perang. Royalti dan buku ini akan disumbangkan ke UNHCR dan Yayasan Khaled Hosseini untuk membantu para pengungsi di seluruh dunia. Karena alasan itulah yang membuatku menjadikan buku ini sebagai buku terbaik no urut 1.
Baca review lengkapnya di sini https://www.asdarmunandar.com/2019/01/resensi-novel-see-prayer-by-khaled.html
2. Kura-Kura Berjaggut by Azhari Aiyub
Novel ini terlalu rumit dengan banyaknya kisah dan tokoh yang loncat sana sini. satu-satunya buku fiksi yang pertama kali kuberi bintang lima di goodreads ini adalah novel ini. Saya terkagum-kagum, bagaimana Azhari Aiyub mampu merangkai kisah syarat sejarah ini mejadi mirip kisah dongen orang-orang tua dahulu.
Buku ini berkisah tentang si Ujud yang ingin membunuh Sultan Lamuri yang sedang berkuasa karena dendam masa lalu. Cerita ini kemudian berkembang menjadi banyak kisah yang saling terkait, menjadi kisah yang sangat menarik dibaca, bagaimana asal usul kerajaan tersebut, politik perdagangan rempah-rempah, pertempuran, pemberontakan dan lain-lain. Konon Azhari Aiyub baru mampu menyelesaikan naskah buku ini setelah satu dekade berlalu. Dan hasilnya menurutku sangat luar biasa. Itulah mengapa buku ini menjadi buku urutan ke dua best book versi saya.
3. Raden Mandasia by Yusi Avianto Pareanom
Seseorang pernah bertanya, menurutmu mana yang kau sukai Novel Kura-kura berjanggut" atau Novel Raden Mandasia. saat itu aku belum bisa menjawabnya, karena Novel ini belum rampung kubaca. Menurut orang-orang, kalau kau menyukai Novel KKB kau juga pasti akan menyukai novel ini.
Bener saja, novel ini membuatku jatuh suka, petualangan Raden Mandasia yang dituturkan secara apik oleh teman seperjalannya Sungu Lembu sungguh memukau. saya terhipnitos kisah-kisah menakjubkan di dalamnya. Adalah Raden Mandasia pangeran kerajaan Gilingwessi yang berusaha menemukan cara agar peperangan antara dua kerajaan besar tidak terjadi. Dalam perjalanannya mencegah perang besar itu, dia bertemu Sungu Lembu yang justru memiliki niat yang berbeda. tapi entah karena garis takdirnya yang unik mereka akhirnya bahu membahu untuk menuntaskan misi pribadi yang masing-masing mereka embang.
Meski diberi judul Raden Mandasia, novel ini justru dituturkan oleh "Sungu Lembu" sebagai sudut pandang orang pertama. Raden Mandasia justru tidak terlalu mengambil banyak porsi, tapi memang semua kisah di sini seakan-akan terpaut oleh kisah kehidupan Raden Mandasia dan keluarga kerajaannya
Meski demikian, menurutku novel ini masih setingkat dibawa KKB, beberapa adegan di novel ini di sadur dari kisah dan dongen-dongen yang sudah cukup mashur di masyarakat kita. juga beberapa adegan yang dibuat terlalu fulgar membuatku melewatkan beberapa halaman yang tidak seharusnya dibaca anak seumuran saya :)
Ending novel ini sungguh tidak bisa ditebak. Siapa sangka, dibalik peristiwa besar yang dikisahkan dalam novel ini ternyata di latar belakangi oleh sesuatu hal yang sama sekali tak terpikirkan sebelumnya. Novel ini sungguh layak menjadi salah satu koleksi bacaan kalian yang menggemari gendre novel klosal.
4. For One More Day By Mitch Albom
Buku ini berkisah tentang kasih sayang abadi dari seorang ibu. Kisah tentang seorang ibu dan anak laki-lakinya. Saya tidak tahu harus mereview seperti apa buku ini. Buku ini sukses mengaduk-aduk perasaanku. Seperti pada umumnya tulisan Mitch yang selalu syarat dengan hikmah, buku ini juga begitu banyak menyuguhkan pelajaran-pelajaran hidup.
Adalah Charley “Chik” Benetto dan ibunya Pauline “Possey” Benneto tokoh utama dari kisah tersebut. Chik Benetto, ketika masih kecil diminta untuk memilih oleh ayahnya, hendak menjadi anak mama atau anak papa, tapi tidak bisa dua-duanya. Maka dia memilih ayahnya. Namun sang ayah pergi begitu saja ketika Charley menjelang remaja. Dan Charley dibesarkan oleh ibunya seorang diri.
Bertahun-tahun kemudian, ketika kehidupannya hancur oleh minuman keras dan penyesalan, Charley berniat bunuh diri. Tapi gagal. Beruntung Chik setelah semua yang terjadi pada hidupnya, dia kemudian dibawa kembali ke rumahnya yang lama dan menemukan hal yang mengejutkan. Ibunya, yang meninggal bertahun-tahun silam masih tinggal di sana dan menyambut kepulangannya seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa. Chik menghabiskan satu hari yang istimewa bersama ibunya dan mengungkap semua hal yang terlewatkan dari hidupnya selama ini
“pernahkah kau kehilangan seseorang yang kau sayangi dan kau ingin bisa bercakap-cakap dengannya sekali lagi, mendapatkan satu kesempatan untuk menggantikan waktu-waktu ketika kau menganggap mereka akan ada selamnya ? jika pernah, maka kau pasti tahu bahwa seberapa banyak pun kau mengumpulkan hari-hari sepanjang hidupmu, semuanya takkan cukup untuk menggantikan satu hari itu, satu hari yang ingin sekali bisa kau milik
5. Orang-orang Biasa by Andrea Hirata
Buku ini berisi kisah 10 orang bodoh, yang gagal dalam menjalani kehidupan. Entah kenapa terkumpul secara alamiah bodoh, aneh dan gagal, 10 anak berderet-deret di bangku paling belakang di kelas: Handai, Tohirin, Honorun, Sobri, Rusip, Salud, Debut dan tiga anak perempuan Nihe, Dinah dan Junailah. Kisah kesepuluh orang ini berlanjut hingga mereka dewasa. Menjadi teman karib karena keadaan dengan nasib yang hampir sama mengenaskannya.
Novel ini awalnya kupikir novel satir yang akan menggambarkan betapa kejamnya kehidupan. Lingkaran setan kemiskinan, kebodohan, birokrasi dan berbagai macam tetek bengek kehidupan yang seakan tiada ujungnya. Saya justru tercengan dengan endingnya. Bahwa dibalik semua kebuntuan yang dihadapkan pada manusia selalu ada jalan keluar yang tak terpikirkan.
Baca revie lengkapnya disini: https://www.asdarmunandar.com/2019/04/resensi-novel-orang-orang-biasa.html
*Bersambung
0 komentar: