@asdar_munandar Kalian tahu, bulan banyak bertanggung jawab atas apa yang terjadi di bumi, sebuah meteor liar menghantam bulan pada tah...

Memoar Bali dan Lombok Part II: Antara Menyenangkan dan Mengenaskan

@asdar_munandar
Kalian tahu, bulan banyak bertanggung jawab atas apa yang terjadi di bumi, sebuah meteor liar menghantam bulan pada tahun 1178 benturan yang dihasilkan menyebabkan air pasang ekstrem pada setiap fase bulan di berbagai belahan Bumi. Kenaikan 23% rata-rata gelombang pasang malam itu menimbulkan badai secepat 232 km/jam di samudra fasifik yang menyebabkan peningkatan jumlah ionisasi molekul di atmosfir menyebabkan suhu dingin yang sangat luar biasa disebagian tempat dibelahan bumi ini.

Gejala awal hiportemia adalah tubuh akan berusaha menghasilkan panas dengan cara menggigil jika tidak berhasil, sirkulasi darah akan menurun secara ekstrem metabolisme tubuh akan menjadi melambat. Kita sekarat tanpa kita sadari, pada tahap akhir kita hanya bisa bernafas tiap dua kali semenit, kita berada dalam keadaan mati suri. Tidak saya tidak ingin menceritakan lebih lanjut fenomena alam di tahun 1178 itu atau gejala hipotermia yang telah merenggut banyak nyawa itu.

Kisah ini bukan tentang semua itu, ini hanya kisah petualangan kecilku bersama dua orang sahabatku yang kucintai karena Allah. Tulisan ini merupakan lanjutan dari kisah petualangan kami dari Malang, Bali dan berakhir di Lombok. Sebelumnya saya telah mengulas awal mula perjalanan kami yakni dari Malang ke Bali dengan kereta dan bagaimana akhirnya kami bisa sampai di Denpasar dan berakhir mengenaskan dan menginap di Pantai Sanur. Jika berkenan silahkan sempatkan baca kisah itu di postigan sebelumnya. linknya sudah kusertaka di bawa tulisan ini. Pada Bagian ini saya haya akan mengulas perjalan saya dari Bali ke Lombok serta rute-rute yang harus di tempuh, juga saya menyertakan sedikit info mengenai penginapan dan beberapa hal yang kiranya bisa bermanfaat jika kalian kelak akan  mengunjugi Lombok dengan cara low budget. Silahkan menikmati tulisan ini seperti saya menikmati ketika membuatnya. 

*********************************************************************************

23 Desember 2013: Sanur di Pagi Hari 


Pantai Sanur
@asdar_munandar
Patai Sanur terkenal akan eksotisme matahari terbitnya. Pantai ini sendiri terletak di desa Sanur, kecamatan Denpasar, Provinsi Bali. Jarak pantai sanur dari pusat kota Denpasar kurang lebih 6 km, dan bisa ditempuh dengan kendaraan umum termasuk trans sarbagita. Konon katanya pantai Sanur ini pertama kali dipopulerkan oleh wisatawan asal Belgia A. J Le Mayuer yang datang ke Bali pada tahun 1932. Dia terpesona dengan keindahan pantai ini dan memutuskan untuk menetap di sana. A. J Le Mayuer mendirikan sanggar lukisan dan menikah dengan seorang gadis Bali yang juga merupakan model di lukisannya.    
Pantai Sanur di pagi hari
@asdar-munandar
Setelah puas keliling sanur, kami memutuskan untuk langsung ke Lombok. Dari sanur kita ke terminal Batu bulan. Nanti dari terminal ini kita menggunakan angkot dengan tujuan pelabuhan penyeberangan Padang Bai. Banyak hal-hal unik yang akan anda temui sepanjang perjalanan ke Padang Bai ini kalian akan disuguhkan sisi lain Bali. Bali yang masih begitu alami. Pesisir-pesisir pantai yang indah, pura-pura berjejer di sepanjang pantai dan di lereng-lereng gunung. Aroma-aroma menyang dan kembang. Masyarakat yang religius dengan pakaian-pakaian adatnya.

Pojok-pojok Eksotis di Pedesaan di Bali
@asdar_munandar
@asdar_munandar

@asdar_munandar
Biaya penyeberangan dari Padang Bai ke pelabuhan Lembar di lombok Rp. 40.000 dan dibutuhkan waktu kurang lebih 5 jam yang menyenangkan. Gunakan waktu untuk istirahat sebaik-baiknya. Bila bosen kalian bisa ke buritan kapal dan menyaksikan pemandangan indah pulau Lombok dari kejahuan.

Jangan banyangkan kita menyebrang ke Lombok
dengan perahu seperti ini.
gambar ini hanya salah satu pojok yang indah di Bali (lupa nama tempatnya)
@asdar_munandar
23 Desember 2013: Pulau lombok, Menjelan Senja

Penyebrangan Bali-Lombo
Model by Ridho dengan Kondisi yang sudah sangat mengenaskan
Setelah menempuh perjalanan laut berjam-jam, perlahan-lahan di kaki langit tampak sederatan gunung dengan puncak-puncak bergerigi diselimuti hijaunya pepohonan rimba. Dari kejauhan Lombok memang tampak eksotis, deretan pegunungan memanjang dengan warna hijau cerah menutupi hampir sebagian besar pulau ini. Perpaduan indahnya gunung dan pesisir pantai dengan pasir putih yang memanjang mengelilingi pulau ini menjadikan tempat ini selalu menjadikan rujukan wisatawan. Apalagi yang kalian cari, suasana pegunungan ? pasir putih ?, eksotika bawah laut, atau hanya sekedar hunian nyaman di pesisir pantai dengan indahnya sunset memanjakan mata di senja hari. hampir semua tersedia di sini. 

Sore yang terik dengan langit biru keabuan, dengan cahaya matahari yang cukup menggosongkan kulit. Hari pertama  kami menginjakkan kaki di Lombok. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 5 jam di atas perairan tenang selat Lombok akhirnya kami tiba di sini. Kelelahan, Berantakan, Bau ketek dan Bingung mau ke mana. Kehhehehhe. Perjalanan yang memang sungguh nekat. Main terlalu jauh, begitu kami menyebutnya. (Tips: rencanakan destinasi wisata anda sebelum memutuskan untuk traveling. Carilah informasi selengkap mungkin mengenai destinasi wisata yang akan anda tuju)

Turun dari kapal penyeberangan saat Matahari semakin terik membakar kulit padahal jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Daerah ini sangat panas pikirku, tanahnya kering kelabu pudar. Nah di sini kami sedikit menemui masalah, seperti pada kebanyakan pelabuhan, stasiun atau bahkan bandara sekali pun selalu saja ada calo-calo, tukang ojek, supir-supir taksi atau angkut  berebut penumpang. Pun juga di sini, bedanya si supir angkot di sini maaf bukan menggeneralisasi tapi pada kenyataannya hampir semua angkot atau engkel (begitu mereka menyebutnya) yang saya temui bersikap kurang ramah alias rada memaksa  kepada calon penumpangnya. Kami dikejar oleh seorang pemuda usia 35an memaksa bahkan menghardik kami untuk ikut di kendaraannya, kami di ancam dan di tarik. Saya terus bergeming menolak dan mempercepat langkahku keluar dari area pelabuhan. Dia dengan gigihnya memaksa kami dan bahkan ketika pada akhirnya saya telah sampai pada gerbang keluar, dia dengan wajah penuh amarah berteriak-teriak memaki kami, kurang lebih seperti ini : (dasar bangsat kamu, sengsara kamu di luar sana, monyet kamu, dan segudang nama bintang lainnya yang disebutkan) belakangan saya ketahui, angkot yang ngetime di pelabuhan tidak diperbolehkan mengambil penumpang lagi di luar pelabuhan, itulah mengapa mereka begitu gigih memaksa kami untuk mengikutinya. Nah tips buat traveler nekat ketika dalam kondisi seperti ini, satu kata ampuh yang harus kalian ucapkan bilang saja “Kami Sudah di Jemput”. 
Selamat datang Lombok
@asdar_munandar


Dari pelabuhan tadi kami pun kemudian menumpangi angkot ke Kota Mataram, dengan tarif kalau nggak salah 15.000/ orang. Berbekal alamat Hotel yang sebelumnya sudah saya pesan kami di antarkan oleh supir angkotnya ke sekitaran daerah tersebut.  Hotel yang tarifnya cuman Rp.45,000.00 semalam untuk bertiga ini jangan bayangkan kalian akan fasilitas yang maksimal. But overall Hotel Internasional ini lumayan layak untuk di huni petualang kere kayak kami ini. WC lumayan bersih, air mengalir lancar, akses mudah, dan sayangnya kasurnya di penuhi makhluk-makhluk asing yg bikin gatel, kehhehehhhehhe. Sayang saya lupa mendokumentasikan Hotelnya. Nah buat teman-teman yang membutuhkan kontak hotelnya ni saya sertakan di sini:

Hotel Internasional
Jl. Gelatik No 18 Kec Cakranegara, Kota Mataram
Telpon: (0370) 631195
Tarif: 45.000-80.000

Oh iya tak jauh dari situ juga banyak tersebar hotel-hotel kelas super ekonomi loh, kalian bisa keliling dulu memilih-milih kira-kira hotel mana yang paling layak untuk dompet kalian. Agenda hari ini hanya istirahat dan berkeliling ke kota Mataram malam harinya, menikmati suasana kota Mataram yang sedikit hangat dan panas. Berkeliling ke tempat2 yang mampu di jangkau kaki kami, menikmati beberapa kuliner khas kota ini di malam hari, puas berkeliling kami pulang beristirahat mempersiapkan petualangan hari berikutnya. 

Tak terasa potongan malam berganti, kami tertidur pulas, Adzan berkumandang di mana-mana. Tak seperti di Bali, di sini kami dengan mudahnya bisa menemukan masjid. Negeri seribu masjid begitu kata orang. Masyarakat Lombok memang terkenal religius. Pagi menyapa, perjalanan berlanjut: setelah cek out di Hotel tujuan pertama yang akan kami kunjungi adalah Gunung Rinjani.
Senja di Salah satu Pantai di Lombok
@asdar_munandar

Bersambung ke Memoar Bali dan Lombok part III
baca Memoar Bali dan Lombok Part I di sini


0 komentar: