Beberapa hari ini waktuku di sita habis oleh novel bergenre Jepang. Novel tersebut berjudul “Musashi” bercerita tentang perjalanan h...

Miyamoto Musashi Quotes




Beberapa hari ini waktuku di sita habis oleh novel bergenre Jepang. Novel tersebut berjudul “Musashi” bercerita tentang perjalanan hidup seorang maestro pedang bernama Musashi. Musashi bukanlah tokoh fiktif, Musashi adalah tokoh yang benar-benar pernah hidup di Jepang. Menurut kata pengantar di bukunya, Musashi hidup antara tahun 1584-1645.

Miyamoto Musashi atau Takexo adalah anak desa yang bercita-cita menjadi samurai sejati. Perjalanan panjang dan berlikupun memenuhi alur cerita hidupnya, pertarungan-pertarungan, kebencian, permusuhan, kisah cinta, persahabatan, pengkhianatan, perpisahan dan berbagai latar latar kehidupan menjadikan alur novel ini begitu hidup.

Saya  pada dasarnya kurang berminat  novel dengan genre seperti ini, tapi begitu membuka lembaran demi lembarannya saya seakan terhipnotis untuk terus membaca dan membacanya. Alhasil  tadinya novel yang rencananya hanya saya baca untuk menemani perjalanan panjang saya Solo-Malang menyita beberapa hari penting saya untuk benar-benar menghabiskannya. Maklum novel ini lumayan tebal bisa di jadiin bantal kalau lagi ngantuk (sekitar 800an halaman) dan juga begitu banyak bahasa filsafat yang harus benar-benar di cerna. Berikut beberapa petikan yang sempat saya kutip dari novel tersebut. Saya kasi poin 9 untuk buku ini. Sangat recomended

1.       Manusia seperti daun kering yang hanyut ditiup angin musim gugur
2.       Awan gelap mengerikan berlayar rendah di langit
3.       “Aku akan mati,” pikirnya tanpa rona sedih. “Jadi, beginikah rasanya?” Dan ia pun merasa tertarik ke  arah kedamaian maut, seperti anak-anak yang terpesona oleh nyala api. Daimyo Edo
4.       Dan kau sendiri? Kau kelihatannya saja tidak tega melukai seekor lalat, tapi tindakanmu jauh lebih kejam dan bengis daripadaku."
5.       "Saya pikir aneh sekali dunia ini. Semua bintang di kegelapan kosong di sana itu.... Tidak, bukan itu maksud saya. Malam telah penuh. Merangkum segala-galanya. Kalau Bapak memandang bintang-bintang itu lama-lama, kelihatan mereka bergerak. Bergerak pelan, pelan. Kesimpulannya tak bisa lain bahwa seluruh dunia ini bergerak. Saya merasakannya. Sedangkan diri saya hanya satu rink kecil di dalam semua itu-satu titik yang dikendalikan oleh kekuatan mengagumkan yang tak dapat saya lihat. Bahkan selagi saya duduk di sini sambil merenung, nasib saya pun berubah sedikit demi sedikit. Pikiran saya terasa berputar-putar dalam lingkaran."
6.       Otsu, aku betul-betul mengharapkan bahwa kau, lebih dari orang-orang lain, terhindar dari hal-hal yang jahat dan sikap muka dua di dunia ini. Kuharap dirimu yang manis dan polos itu dapat melewati semua tahap kehidupan tanpa cela dan tanpa luka."Tapi kelihatannya angin nasib sudah sepenuhnya gila? Kadang-kadang orang yang tidak begitu beres otaknya dianggap jenius oleh orang lain
7.       ."Itu sama saja dengan yang kaunamakan keberanianmu itu. Tingkah lakumu sampai sekarang ini tidak lebih dari keberanian binatang, jenis keberanian yang tak menghargai nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan. Itu bukan jenis keberanian yang menciptakan seorang samurai. Keberanian sejati mengenal rasa takut. Dia tahu bagaimana takut pada apa yang harus ditakuti. Orang-orang yang tulus menghargai hidup dengan penuh kecintaan. Mereka mendekapnya sebagai permata yang berharga. Dan mereka memilih waktu dan tempat yang tepat untuk menyerahkannya. Mati dengan penuh kemuliaan."
8.       Itu di luar kekuasaanku. Itu hukum alam. Kau tak bisa mengulangnya. Itulah hidup. Segala yang terjadi adalah untuk selamanya. Segalanya! Kau tak bisa mengembalikan kepalamu di tempatnya sesudah musuh memenggalnya. Begitulah adanya. Tidak, bukan itu, bukan sikap pengecut. Ia menarik pelajaran yang dengan segala jerih payah diberikan oleh Takuan, dan sekarang ia bisa melihat segala sesuatu dengan lebih jernih.
9.       la merasakan ketenangan baru, perasaan damai. Rasanya perasaan itu mengalir di dadanya seperti sungai yang lembut. Berani, lain sekali dengan ganas. la paham sekarang. la tidak merasa seperti binatang, ia merasa seperti seorang manusia. Manusia berani yang sudah melampaui kesembronoan remajanya. Hidup yang diberikan padanya adalah sesuatu yang harus dihargai clan dijunjung, dipoles clan disempurnakan. Ia menatap langit terang yang cantik, yang warnanya saja rasanya sudah merupakan keajaiban
10.   Belajarlah takut pada apa yang menakutkan.  "Mushashi"
11.   Sun-tzu berkata, "Barang siapa mengenal dirinya sendiri dan mengenal musuhnya, ia senantiasa menang dengan mudah. Barang siapa mengenal langit dan bumi, ia menang atas segalanya."
12.   Seorang pendeta terkenal zaman kuno pernah berkata, Saya terbenam dalam kitab-kitab suci dan membaca beribu-ribu jilid buku. Ketika saya keluar, hati saya serasa melihat lebih banyak daripada sebelumnya.
13.   "Anggaplah kamar ini sebagai rahim ibumu dan bersiaplah untuk lahir kembali. Kalau kau melihatnya hanya dengan matamu, tak akan kau melihat apa-apa kecuali sel yang tak berlampu dan tertutup. Tapi pandanglah lebih saksama. Lihatlah dengan akalmu dan berpikirlah. Kamar ini dapat menjadi sumber pencerahan, pancuran pengetahuan yang ditemukan dan diperkaya oleh orang-orang bijak di masa lalu. Terserah padamu, apakah kamar ini menjadi kamar kegelapan, ataukah kamar penuh cahaya."
14.   "Aku akan berumur dua puluh satu tahun," katanya pada dirinya sendiri. Disergap rasa sesal, ia pun merintih, seakan-akan berkabung, "Dan apa yang sudah kulakukan selama dua puluh satu tahun ini?" Kadang-kadang kenangan tentang tahun-tahun lalu itu menekan dirinya tak hentihentinya dan merundungnya dengan kesedihan. la meratap dan mengerang, memukul dan menendang, dan kadang-kadang ia tersedu-sedan bagai bayi. Hari-hari ditelan derita. Apabila derita itu mereda, ia kehabisan tenaga dan gairah hidup. Rambutnya berantakan dan hatinya hancur
15.   Rasanya bukan sekarang saatnya kembali ke masa lalu. Yang harus saya lakukan sekarang adalah mengambil langkah pasti ke muka, ke masa depan. Saya belum lagi menemukan jalan yang hendak saya tempuh. Kalau saya sudah mendapat kemajuan dalam pengetahuan dan penyempurnaan diri yang sedang saya dan ini,barangkali akan saya perlukan waktu untuk bersantai dan menoleh ke belakang. Tapi bukan sekarang
16.   'Soalnya adalah soal antara lelaki dan perempuan, jadi siapa yang tahu bagaimana akhirnya?"
17.   .Malam ini, Kalau berawan, Biarlah ia berawan, Menyembunyikan bulan Yang hanya terlihat lewat air mataku.
18.   "Aku ingin menempuh hidup yang berarti. Aku mau menempuhnya, karena aku lahir sebagai manusia."
19.   Ada memang nenek-nenek tua yang betul-betul gagah berani."
20.   bahwa hidup adalah permata yang harus ditimang-timang,
21.   Dahulu ia hanya bertindak atas dasar naluri, sekarang ia harus memahami setiap hal-hal kecil, sebelum dapat menerimanya
22.   Hanya nyanyian burung bulbul dingin saja yang terdengar oleh telinganya. Tak dapat ia mengusir firasat yang dirasakannya bahwa mereka berdua segera akan berpisah untuk selamanya
23.   Seorang pelajar yang serius jauh lebih berkepentingan melatih pikirannya dan mendisiplinkan semangatnya
24.   KEMULIAAN orang tua itu tumbuh bersama berlalunya waktu
25.   Memandang wajah Otsu dalam mata pikirannya itu menenangkan semangatnya dan menyejukkan sarafnya
26.   Tapi kenapa Musashi tak dapat mengucapkan kata-kata, biarpun hanya sepatah? Ini sungguh terlalu berat untuk ditanggung. Daun-daun pohon berangan bergetar, seakan-akan pohon itu sendiri mengerti dan bersimpati.
27.   'Di bawah matahari yang terang riang ini dewa maut sedang menariknarikmu Setidak-tidaknya bagi perempuan, cinta itu satu hal yang jauh lebih serius daripada teka-teki sulit "Tidak pernah ada jalan terang bagi saya, tidak ada, sejak saya lahir."Ia segera berlari, tak peduli dengan jalan kegelapan dan jalan terang itu.
28.   Untuk orang yang mempunyai ambisi," demikian pikirnya, "mestinya ada cara yang lebih baik untuk maju.
29.   "Ya. Aku ingin melupakan semuanya. Ada beberapa hal yang tak dapat kulupakan, karena itu aku merasa tidak bahagia siang hari dan berbaring dengan mata melotot malam hari.
30.   "Sedikit lagi." Alangkah mudah dikatakan, tapi alangkah sukar dicapai! Karena "sedikit lagi" itulah yang membedakan pedang kemenangan dengan pedang yang kalah
31.   . Orang-orang yang dilanda cinta biasa mencari filsafat, dan karena itulah mereka suka akan kesendirian
32.   "Aku benar. Aku sudah melakukan apa yang harus kulakukan. Aku tidak menyesal
33.   . Aku takkan melakukan sesuatu yang akan kusesali.
34.   "Tidak hanya tubuhku. Jiwaku pun dingin
35.   Ia masih muda, dan seperti kebanyakan orang muda, ia masih penuh harapan dan tidak terbiasa menangisi nasibnya yang sial. Ia melahap setiap hari baru, seakan-akan cahaya itu bunga-bunga di kebun Yang disinari matahari. Kesedihan dan kekecewaan memang menjadi kenyataan hidup, rapt semuanya itu tidak membebaninya terlalu lama. Begitu pula ia tak dapat membayangkan kesenangan yang sepenuhnya terpisah dari rasa pedih
36.   kau boleh saja terus membawa lentera dalam hidup ini, tapi tak ada faedahnya buatmu kalau kau tidak membuka matamu. Apa artinya mata itu? Apa sekadar lubang di kepalamu atau hiasan lucu?
37.   "Tak ada ujung buat jalan disiplin
38.   kalau aku bertemu dia, aku takut air matanya mengalahkan diriku. Dan aku takkan dapat berpegang pada keputusanku sendiri."
39.   Memang ada orang-orang yang mati dengan tetap hidup, tapi ada juga yang memperoleh hidup dengan mati."
40.   orang yang benar-benar berani adalah yang mencintai hidup dan mendambakannya sebagai harta kekayaan yang sekali hilang takkan dapat ditemukan kembali. Ia tahu benar bahwa hidup itu lebih dari sekadar harus tetap hidup. Masalahnya adalah bagaimana menjalin hidupnya dengan makna, bagaimana menjamin bahwa hidupnya akan memancarkan cahaya cemerlang ke masa depan, sekalipun terpaksa mengorbankan hidup sendiri demi cita-cita. Kalau ia berhasil melaksanakan ini, tidak banyak bedanya berapa panjang umur itu-dua puluh atau tujuh puluh tahun. Jangka hidup hanyalah selingan tak berarti dalam arungan waktu yang tanpa akhir
41.   "Mudah menghancurkan musuh di luar diri sendiri, tapi tak mungkin mengalahkan musuh di dalam."
42.   Tak seorang pun merasa lebih gembira dengan sukses seorang manusia daripada orangtuanya sendiri.
43.   jangan mencoba melawan jalannya alam semesta. Tapi pertama-tama yakinkan dirimu bahwa engkau mengenal jalan alam semesta.
44.   Kalau kau bisa menjadi orang yang pantas dihormati orang banyak, mereka akan menghormatimu, biarpun kau tidak melakukan sesuatu
45.   Semakin banyak saya mengadakan perjalanan, semakin panjang jalan itu. Saya merasa sedang mendaki jalan gunung yang tak ada ujungnya
46.   orang muda tumbuh dewasa. Orang tua terus tambah tua, tak peduli berapa keras mereka berusaha untuk tetap muda."
47.   Siang dan malam, jam demi jam, orang dipermainkan oleh ombak derita dan kesenangan berganti-ganti. Kalau mereka mencoba untuk hanya menikmati kesenangan, berarti mereka tidak benar-benar hidup. Dan kesenangan akan lenyap."
48.   aku sendiri berhadapan dengan tembok. Ada masanya aku bertanya-tanya, apakah aku punya masa depan. Aku merasa sama sekali kosong. Rasanya seperti terkurung dalam rumah kerang. Aku benci pada diriku. Kukatakan pada diri sendiri, diriku ini sia-sia. Tapi dengan mendera diri sendiri, dan memaksa diri untuk jalan terus, aku berhasil menerobos rumah kerang itu. Lalu jalan baru terbuka di hadapanku.
49.   "Sekarang ini belum terlalu terlambat. Kalau kau belajar berdisiplin, kau bisa mulai dari awal lagi. Sungguh fatal kalau kau mengatakan pada dirimu bahwa semuanya sudah lewat, dan bahwa dirimu tak berguna
50.   Apakah kekosongan ini, yang demikian sukar dicapai oleh orang hidup, merupakan ekspresi jiwa yang sempurna, yang telah berhasil mengatasi pikiran dan gagasan-gagasan yang lebih mulia?
51.   Manusia tak pernah meninggalkan rasa cinta dan benci selama hidupnya. Gelombang perasaan datang dan pergi, bersama seiring dengan waktu





0 komentar: