Faktanya kita kalah. Itulah kenyataan yang kita tidak bisa
abaikan. Islam agama dengan populasi pemeluk kurang lebih seperlima penghuni
bumi ini kenyataannya dewasa ini kalah bertarung dari percaturan peradaban
dunia. Islam sekarang ibarat penonton yang cemburu. Hanya mampu melihat dari
luar tanpa bisa mengambil peran dan kontribusinya. Seperti sabda Nabi, suatu
saat Islam akan seperti bui, mengikuti arus gelombang ke manapun kita
dihempaskannya. Kita tertekan, terdzolimi, tertindas tanpa bisa berbuat banyak.
Lihatlah betapa banyak saudara-saudara kita terusir dari tanahnya, hartanya
dirampas, rumahnya dibakar, saudari-saudari kita di jarah kehormatannya,
anak-anak di bunuh dan dimurtadkan. Apa yang kita lakukan ? paling
berteriak-teriak marah, berdemonstrasi, mengecam, mengutuk, dan sedikit
mengumpulkan dana. Selalu begitu tampilan kita. Rapuh dan antagonis, marah dan
tidak berdaya, protes lalu lupa.
Kita tidak pernah menyalahkan Islam. Islam
adalah sistem nilai yang mutlak kebenarannya. Permasalahan utama dari
umat ini bukan dari Islam itu sendiri, melainkan dari kualitas individunya.
Dari pondasi akidah yang rapuh, dari lemahnya iman, dari pemahaman yang begitu
parisial, dari ukhuwah Islamiah yang terabaikan, dari Al-Qur,an dan Assunah yang
tidak lagi dijadikan way of live.
Menengok jauh ke belakang, sejatinya kita
punya sejarah. Islam menyimpan sejarah kedigdayaan imperiumnya. Sejarah
mencatat Islam pernah berjaya selama lebih dari tujuh abad sebelum terakhir
runtuhnya kekhalifaan Turki Ustmani 1942 silam. Sedangkan peradaban Barat
yang hari ini baru berumur 450an tahunan sudah berada pada ambang batas
masanya. Tinggal menunggu waktu dan kita akan lihat peradaban Barat ini
akhirnya kolaps dan akan tinggal cerita seperti saudara-saudaranya, komunisme
dan sosialisme.
Kita umat Islam sejatinya selalu punya
kesempatan untuk bangkit. Jika pendahulu-pendahulu kita mampu membangun
imperium sebesar itu, pastinya dengan ideologi yang sama, dengan sistem nilai
yang sama, dengan Al-Qur’an yang sama tentu tidak menutup kemungkinan jalan
yang sama itu terbuka lebar untuk kita lanjutkan tongkat estafetnya. Dan yang
paling utama, kita jangan sampai melupakan janji Allah swt yang tidak pernah
diingkariNya. Bahwa akan ada suatu masa Allah akan memberikan khilafah di muka
bumi ini kepada orang-orang beriman (QS, 24:58). Dan juga nabi kita Muhammad
saw dalam nubuwatnya telah memberikan isyarat tentang periodisasi perjalanan
sejarah ummatnya. Tahapan tersebut meliputi periode Nubuwwah -> periode
Khilafah -> Mulkan ‘Adhon -> Mulkan Jabbariyah dan terakhir
-> Khilafah ‘ala Manhaj Nubuwah. Masa sekarang ini dikategorikan para
ulama sebagai periode Mulkan Jabbariyah masa dimana pemimpin-pemimpin sekuler
mendominasi dan menindas umat Islam.
Jika barat sedang bergulat dengan
kehancurannya, kita seharusnya sebagai generasi pengganti dan pewaris peradaban
hendaknya juga lebih aktif, lebih giat mempersiapkan diri. Membangun fondasi
aqidah yang lurus, memperisapkan generasi-generasi Rabbani, memperisapkan
pemimpin-pemimpin yang kompatibel syariat, mempersiapkan sistem ekonomi, sistem
pendidikan, sistem politik, hukum dan sistem-sistem hidup dan tata nilai
lainnya yang tentunya berlandaskan AL-Qur,an dan Sunnah.
Hal inilah yang terlalu lama kita lalaikan.
Kita disibukkan dengan perkara-perkara furu’iah, masalah ikhtilaf dan lalai
memperhatikan masalah utama kita. Kita terlalu sibuk mengurusi
ocehan-ocehan kaum sekuler, membela diri dari tuduhan-tuduhan teroris yang
dialamatkan kepada kita, menjawab isu-isu gender, poligami dan
semisalnya. Kita terlalu disibukkan dengan perkara-perkara yang kontra
produktif seperti itu. Kita seharusnya bekerja, memikirkan agenda-agenda besar
yang harus dikerjakan, kita harus berlatih mengabaikan perkara-perkara kecil. Bukankah
nabi sang manusia agung juga mengalami perkara yang sama. Beliau di tuduh
penyihir, keluarganya difitnah, di hina, di boikot, bahkan di anggap gila.
Pondasi pokok itulah yang seharusnya dibenahi, dipermantap, direkonstruksi
ulang menjadi suatu agenda masa depan yang jelas yang akan membawa kita kepada
kemenangan Islam. wallahualam
tulisan ini juga pernah di muat di
dakwatuna.com
0 komentar: