Februari 2016, Bulan ke dua ditahun ini, juga menandakan sudah setahun saya berkecimpung di dunia kerja. Duna nyata, dunia realitas. Duni...

Resensi I : Buku-Buku yang Kubaca 2016


Februari 2016, Bulan ke dua ditahun ini, juga menandakan sudah setahun saya berkecimpung di dunia kerja. Duna nyata, dunia realitas. Dunia rutinitas. Dunia monoton, dunia keterkungkungan. Hehehhehe. Perlahan-lahan kebiasanku berubah, banyak hal-hal baik yang dulu selalu kulakukan kini tergerus, termasuk membaca buku. Hingga bulan ini baru 5 buku yang bisa kubaca dan 4 diantaranya berhasil kuselesaikan dengan baik. Satu lagi entah kapan bisa kuselesaikan. Sangat sedikit memang, jauh dari terget yang kupatok tiap bulannya. 

1. The Silmarillion by JR. Tolkien


Buku pertama yang kuselesaikan di awal tahun ini adalah The Silmarillion karya JR. Tolkien. Kalian pasti tahu siapa Tolkien, penulis novel fantasi yang karyanya begitu fenomenal itu.  Bagi yang masih penasaran dengan the history off midle earthnya Tolkien saya sangat sarankan anda membaca buku ini, buku ini merupakan awal dari semua kisah-kisah yang terjadi di middle eart, jauh sebelum Bilbo Baggins memulai petualangannya ke Lonely Mountain dalam The Hobbit atau Petualangan Frodo dan cincinnya dalam The Lort off the Ring. Buku ini sunguh layak diberi bintang 4 di goodreads (hehhehe)  Sayang karena kesibukanku saya tidak sempat menulis resesnsi tentang novel tersebut. Lagian saya merasa begitu tidak layak menuliskan resensi untuk buku ini :-0

2. The Hobbit by JR. Tolkien



Buku ke dua yang kuselesaikan masih milik JR. Tolkien, petualangan Bilbo Baggins dalam The Hobbit. Seorang sahabat memberiku hadiah, mengirimiku buku ini. Terimakasih kepadamu kawan, kau sungguh teman yang baik. Padahal saya berharap kau memberiku sepaket LOTR (ngarep, kwkkwkwk). Meski beberapa tahun yang lalu saya sudah membacanya di perpustakaan kampusku tapi membaca kembali petualangan si Bilbo dan teman-teman kurcacinya sepertinya tidak akan pernah membosankan, kita selalu bisa ikut larut dalam petualangan-petualangan dan ketegangan yang mereka hadapi. Seperti itulah Tolkien selalu mampu menghipnotis pembacanya.

3. Hujan by Tere Liye



Buku ketiga yang kuselesaikan pertengahan bulan ini adalah karya terbaru Tere Liye “Hujan”. Buku ini tidak terlalu istimewa bagiku. Buku setebal 317 halaman ini kuselesaikan  dalam waktu 2 hari, menemani liburan akhir pekanku. Entah mengapa karya Tereliye yang satu ini tidak membuatku bersimpati. Saya rasa plotnya terlalu dipaksakan, banyak adegan yang telalu sinetron. penokohannya tidak sekuat karya-karya bang Tere yang lain. Entahlah, atau mungkin saya sudah telalu bosan dengan karya-karya Tereliye yang hanya seperti itu-itu saja. Buku ini sungguh jauh dari harapanku. Tapi bagaimanapun juga buku ini layak diberi 3 bintang. Pertama karena saya suka sampul dan judulnya “Hujan” yang kedua kerena seperti umumnya karya bang Tere, banyak pelajaran yang bisa dipetik dari karya-karyanya dan  poin terakhir karena bang Tere sudah susah paya menghadirkan buku ini jadi sangat patut dihargai. Semoga bisa banyak memberi inspirasi bagi pembacanya.  Dan ini ada beberapa  kutipan favoritku  dari buku ini

“Hidup ini memang tentang menunggu. Menunggu kita untuk menyadari, kapan kita akan berhenti menunggu (hal.228):”

"Ada orang-orang yang kemungkinan sebaiknya menetap dihati kita saja, tapi tidak bisa tinggal dalam hidup kita. Maka biarlah begitu adanya, biar menetap dihati, diterima dengan lapang. Toh dunia ini selalu ada misteri yang tidak bisa dijelaskan. Menerimanya dengan baik justru membawa kedamaian."

4. Le Petit Prince  by Antoine De Saint-Exupery


Buku terakhir yang baru kuselesaikan ini adalah buku yang berjudul “Le Petit Prince”  karya “Antoine De Saint-Exupery” seorang penulis berkebangsaan Prancis. Buku ini merupakan salah satu karya sastra klasik yang begitu populer. Konon katanya buku ini telah disadur kedalam 230 bahasa asing dan telah dicetak ulang  berkali-kali.  Kata orang-orang buku ini adalah buku yang wajib dibaca minimal tiga kali sepanjang hidup kita, yaitu ketika kanak-kanak, remaja-dewasa muda, dan ketika kita tua. Mungkin terdengar berlebihan, tapi begitu kalian menyelesaikan lembar terakhir dari buku ini saya pastikan kalian akan memikirkan banyak hal tentang kehidupan kalian dan kalian akan memikirkan buku ini bahkan berhari-hari setelah kalian membacanya juga kalian akan merasa betapa membosankannya menjadi orang dewasa, kheehheheh. 

“Orang dewasa tidak pernah mengerti apa-apa sendiri, maka sungguh menjemukan bagi anak-anak, perlu memberi penjeasan terus-menerus.” (halaman 8-9)

Buku ini secara sekilas terlihat seperti buku dongen anak-anak, dengan sampul berwarna putih dengan seorang anak berambut emas berdiri di atas planet kecilnya. Yah dialah pemeran utama dalam buku ini “pangeran cilik”.  Meski terbilang tipis, buku ini sangat menarik menurutku, diceritakan dari sudut pandang yang berbeda, dari persfektif anak kecil yang mengamati dunia dengan mata polosnya. Begitu penasaran.

Buku ini sungguh layak diberi bintang empat, minus satu poin dari nilai sempurna di goodreads, itu karena saya hanya bisa membaca transletannya yang berarti banyak mereduksi makna dasar yang diinginkan penulisnya. Buku ini pada kesempatan lain akan kureview khusus di blog ini, banyak hal-hal menarik yang sayang untuk dilewatkan begitu saja.  Oh iya, buku ini tahun 2015 kemarin sudah difilemkan dengan judul yang sama, sungguh tidak sabar pengen nonton. Aaaaaaah tiba-tiba merindukan masa kecilku.

“Bagaimana pun masa kecil yang dialami terkadang kita merindukannya dan ingin kembali ke sana.”

5.  The Geography of Bliss by Eric Weiner



Selain keempat buku di atas, saya juga masih berkutat dengan bukunya Eric Weiner  “The Geography of Bliss” buku yang menceritakan perjalanan penulisnya mengunjungi beberapa negara untuk mencari “kebahagiaan”  bukan “makna kebahagiaan” melainkan “dimana” kebahagiaan itu. Buku ini terbilang berat, bukan hanya dari  bobot dan jumlah lembarannya yang lebih dari 500an halaman, melainkan juga filosofi dan ide yang digagas dari buku ini. Buku ini sungguh merupakan campuran aneh antara catatan perjalanan, ilmu psikologi, sains, dan humor. Kadang dalam satu titik saya sungguh tidak bisa melepaskan tanganku dari buku ini, tapi dilain kisah narasi yang panjang membuatku tidak bisa berlama-lama membuka lembatan-lembarannya. Sejauh ini saya masih belum mampu menyelesaikan buku ini. Buku ini seringkali membuat saya sedikit prustasi membacanya. Buku ini merupakan karya ilmiah si Eric yang didasarkan dari pengamatan dan penelitiannya selama melakukan pencarian itu. Konon katanya buku ini adalah salah satu buku yang wajib kita baca sebelum usia 30 tahun. 


*Picture diambil dari berbagai sumber
   

0 komentar:

Bersama anak-anak SD Tangko Aroma tanah basa masih menyeruak di udara, hujan mengguyur desa ini hampir sepanjang malam. Hingga pagi ini...

KI: Sehari Berbagi Selamanya Menginspirasi

Bersama anak-anak SD Tangko
Aroma tanah basa masih menyeruak di udara, hujan mengguyur desa ini hampir sepanjang malam. Hingga pagi ini awan mendung dengan warnanya yang kelabu pucat masih saja menggantung di langit. Gerimis. Meskipun demikian hal itu tidaklah menyurutkan langkah anak-anak SD Tangkou itu untuk datang ke sekolah. Bersemangat.

Sabtu, 23 Januari 2016, hari ini ada yang berbeda di sekolah ini. Tim relawan Kelas Inspirasi akan mengajak anak-anak SD ini belajar dengan cara yang berbeda. Belajar dari para profesional muda yang mau merelakan sehari waktunya untuk berbagi kisah buat adik-adik di sana.

Kelas Inspirasi sendiri adalah salah satu program besutan Indonesia Mengajar dan beberapa teman profesional yang ingin berkontribusi pada pendidikan Indonesia, lahirlah konsep Kelas Inspirasi. Kelas Inspirasi adalah kegiatan yang mewadahi profesional dari berbagai sektor untuk ikut serta berkontribusi pada misi perbaikan pendidikan di Indonesia. Melalui program ini, para profesional pengajar dari berbagai latar belakang diharuskan untuk cuti satu hari secara serentak untuk mengunjungi dan mengajar SD, yaitu pada Hari Inspirasi. Kegiatan Kelas Inspirasi yang pertama diadakan pada 25 April 2012. Para profesional diajak untuk menceritakan mengenai profesinya. Harapannya, para siswa akan memiliki lebih banyak pilihan cita-cita serta menjadi lebih termotivasi untuk memiliki mimpi yang besar. Bagi para profesional pengajar, Kelas Inspirasi dapat memberi pengalaman mengajar di depan kelas sebagai bentuk kontribusi nyata dan aktif terhadap perbaikan masa depan bangsa. Interaksi antara para profesional dengan siswa dan guru SD diharapkan dapat berkembang nantinya menjadi lebih banyak gagasan dan kegiatan yang melibatkan kontribusi kaum profesional*

Pada setiap pagelaran acaranya, Tim relawan Kelas inspirasi akan disebar ke beberapa sekolah dasar di daerah terntentu dan biasanya daerah yang menjadi sasaran utamanya adalah daerah-daerah yang masih terbilang masih tertinggal. Dan kebetulan tim saya ditempatkan di SD Tangkou, sekitar 7 kilo jauhnya dari pusat kota Topoyo. Topoyo sendiri merupakan ibu kota kabupaten dari Mamuju Tengah pecahan Mamuju yang baru setahun ini menjalankan roda kepemimpinannya sendiri. Jadi bisa dibilang daerah ini masih sangat terpencil. Akses ke Mamuju Tengah ini terbilang cukup mudah, dari pusat kota Mamuju Ibu kota Provinsi Sulawesi Barat anda harus berkendara kurang lebih 2-3 jam untuk menuju ke daerah tersebut. 

Sekolah ini terbilang cukup  ramai dibanding beberapa sekolah yang ada di kabupaten Mamuju Tengah. Ada kurang lebih 200an murid di sini dengan beberapa orang gurunya yang penuh dedikasi. meski tak bisa dipungkiri dari sekilas sekolah ini sungguh jauh dari kata layak untuk ditempati mendidik generasi-generasi penerus bangsa.  Meja dan kursinya reot di paku dan ditambal dimana-mana. Dinding-dindingnya tua, rapuh, terkelupas, habis termakan usia. meskipun demikian, semangat anak-anak ini mengalahkan semua keterbatasan itu. teriakan-teriakan semangat mereka memenuhi udara. berseru-seru, menyanyikan lagu Indonesia raya bersama kami tim relawan Kelas Inspirasi.

Saya selalu yakin, orang-orang hebat tidak harus lahir dari sekolah-sekolah berstrandar nasional atau internasional dengan segala kelengkapan fasilitasnya. Mereka bisa lahir dari mana saja bahkan dari tempat dan lingkungan yang sangat-sangat terbatas sekalipun.  Anak-anak selalu menyimpan harapan, masa depan mereka selalu penuh kejutan, ditangan mereka garis-garis masa depan bangsa ini akan dipertaruhkan. Kita tidak pernah tahu dan kita tidak pernah bisa menebak akan jadi apa 10 atau 20 tahun lagi anak-anak itu.

Agenda kami bermula di awal pagi, sambutan dari kepala sekolah dan juga sambutan dari salah satu bapak anggota dewan yang terhormat menjadi pembuka kelas inspirasi di SD Tandoku.  Anak-anak bertepuk tangan meriah, meski saya  rasa tidak ada satupun dari ucapan bapak yang terhormat itu mereka perhatikan. Mereka masing-masing sibuk dengan segala rasa penasaranya. Setelahnya anak-anak dipersilahkan memasuki kelasnya, berhamburan.  Satu dua tak langsung masuk ke kelasnya, masih berkeliaran diluar, mencari-cari tau apa yang kami tim relawan persiapkan untuk mereka. Penasaran. Sebagian berlarian ke kantin, menghabiskan uang jajannya sepagi ini.

Para pengajar, fasilitator, fotografer, dan semua kru begitu sibuknya. Saya sendiri harus masuk di lima kelas dengan waktu yang begitu terbatas. Melelahkan memang, tapi begitu kalian melihat sorot mata bocah-bocah polos itu, kalian akan menyadari betapa kehadiran kita disini begitu berarti bagi meraka.  Aku tidak bisa mengingat dengan baik detail demi detail apa yang kita lakukan hari itu, saya begitu sibuk mengikuti jadwal rolingan dari kelas ke kelas.  Bagaimanapun juga, agenda hari ini harus diselesaikan dengan baik.

Bagiku, kelas inspirasi tidak hanya berarti berbagi untuk mereka. KI memberikan kesempatan kepada kita untuk berhenti sejenak dari rutinitas kita, memberi kesempatan untuk flashback ke masa lalu kita, untuk melihat apa dan siapa kita di masa lalu dan kemudian mensyukuri apa dan siapa kita di masa kini. flashback itu juga berarti kembali membaca sejarah kita, melihat dan menyaring apa-apa yang pantas untuk kita bagikan ke mereka sebagai pembelajaran dan tauladan. Pada sesi akhir acara, kami menerbangkan pesawat-pesawat  harapan. berharap cita-cita yang mereka tuliskan bisa terbang tinggi ke Langit sampai ke pangkuan Sang penulis takdir. dan semoga kelak mimpi-mimpi kecil itu nyata adanya. Amin

Terimakasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan pada tim Kelas Inspirasi yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk berpartisipasi di acara ini, juga pada kepala sekolah, bapak dan ibu guru SD Tangko atas keluasan hatinya dan kebijkasanaannya memberikan kami kesempatan untuk merasakan kembali ke masa-masa Sekolah Dasar yang menyenangkan. Serta adik-adik yang begitu antusias mengikuti semua agenda kelas inspirasi. Sekali lagi kami ucapkan terimakasih.  






* http://www.kelasinspirasi.org/tentangki.html


0 komentar: