Kita manusia masing-masing punya rahasia di dasar hati kita. Entah rahasia itu sebuah kebenaran atau sesuatu kebohongan yang terus mene...

Sebuah Rahasia


Kita manusia masing-masing punya rahasia di dasar hati kita. Entah rahasia itu sebuah kebenaran atau sesuatu kebohongan yang terus menerus ditutup-tutupi. Ada banyak hal yang memang lebih baik untuk tidak diungkapkan. Tetap dalam kerahasiaannya.

“Some time I think Better to get hurt by the truth than comforted with a lie. But, if I tell the truth everything is gonna be change. I am not ready yet. maybe something  better if you keep just in your  heart. Until death. Forgot it,  because always there is another way to be a good again"

Mungkin kalian pikir ini cinta tak terucap. Bukan, sungguh bukan, meskipun saya seorang platonis. Ini hanya sebuah rahasia kecil. Seperti sehelai daun yang bergetar saat tiba-tiba seekor burung terbang meninggalkan dahan pohonnya. Atau selembar daun yang jatuh tertiup angin di tengah hutan belantara. Hanya sekecil itu. meskipun demikian mungkin aku akan menjaganya sampai mati.

Kalian tahu, ada beberapa hal di dunia ini yang ternyata begitu berharga dibanding sebuah kebenaran. Rahasia-rahasia kecil yang kita simpan.

0 komentar:

cinta dalam diam kau menatapku biasa nanar tanpa rasa senyummu begitu biasa hambar tanpa rasa cinta dalam diam kucoba ...

Cinta Dalam Diam




cinta dalam diam
kau menatapku biasa
nanar tanpa rasa
senyummu begitu biasa
hambar tanpa rasa

cinta dalam diam
kucoba tersenyum biasa
dirimu berlalu dengan biasa
hatiku kebas terasa
ada getaran yang tak kau rasa

cinta dalam diam
sungguh aku tak bisa biasa
menatapmu dengan biasa
bias-bias cinta bukan hal biasa
menyiksa bagi yang tak biasa


Cinta Dalam Diam
by
Platonik Ironik
_AM_

0 komentar:

Impian.  Apa sih impian kalian ?. Pertanyaan itu sering ditanyakan oleh orang-orang sekitar kita, atau bahkan diri kita sendiri pernah...

Happy Hippie


Impian.  Apa sih impian kalian ?. Pertanyaan itu sering ditanyakan oleh orang-orang sekitar kita, atau bahkan diri kita sendiri pernah mempertanyakannya pada diri sendiri. Apa impianmu ?.   Mungkin terdengar aneh, tapi bagiku ketika kalian bertanya “apa impianmu”.? “Jus Live” begitulah jawabanku.

Aku hanya ingin hidup dan menikmati hidupku. Bukan untuk tergiur menumpuk harta atau memiliki sederet mobil mewah dan rumah besar, mengoleksi berbagai macam gelar, karier gemilang atau nama harum. Aku hanya ingin kehidupan. Berada di jalanan menemukan makna dan  biarkan hari esok bercerita dengan caranya sendiri “que sera-sera, what ever will be will be” apapun yang terjadi esok hari terjadilah, masa depan bukan untuk kita intip. Begitu kata lagu.

“impian” mungkin kata ini bisa jadi mantra yang sangat ampuh bagi sebagian orang. Bagiku impian-impian yang berputar-putar di angan-angan kita selama ini justru menjauhkan kita dari ketenangan. Banyak yang justru malah terlalu gelisah menjalani hidunya karena impian-impian yang dia ciptakan sendiri

Saya hanya tak ingin hidupku yang singkat ini berakhir dengan pola yang sama: Lahir-lalu-kerja-cari-duit-sampai-mati.  Saya ingin hidup seperti kaum hippie. Memilih kehidupan jalanan tanpa beban, eksodus dari rumah, mengungsi dari tekanan sosial, tidak pusing memikirkan wawancara lamaran kerja, rutinitas kantor atau hasil quick cont pilpres yang semakin morat-marit.


“mari kita bersuka ria untuk perjalalanan dan petualangan hidup, untuk kemanusiaan, perdamaian dan persahabatan umat manusia”

0 komentar:

Saya hanya ingin menikmati kebebasanku menjalani hidup. Bebas mengabaikan atau mengikuti kebiasaan masyarakat yang kurasa tidak s...

Mereka Bilang Saya Liberal




Saya hanya ingin menikmati kebebasanku menjalani hidup. Bebas mengabaikan atau mengikuti kebiasaan masyarakat yang kurasa tidak sesuai denganku. Saya hanya ingin melakukan sesuatu yang membuatku bahagia. Percuma saja bermanis muka, bersusah payah mengerjakan sesuatu yang membuat kita tersiksa. Memoles diri, mencitrakan diri di depan orang lain hanya untuk mendapat satu dua kata pujian. Puihhh bagiku itu sampah. Banyak yang bilang saya liberal.

Berbicara tentang liberal, saya yakin banyak di antara kawan-kawanku yang mulutnya fasih mengucapkan kata liberal. Benci setengah mampus dengan diksi itu, tapi sama sekali tidak mengerti maksudnya. Mintalah menjelaskan definisi liberal dan kaitannya terhadap agama dan kehidupan. Saya yakin, mereka akan gelagapan sendiri. Saya bukan pengagum kaum moralis, liberalis, sosialis, pluralis, komunis, masokis atau is-is dan me-me lainnya.  Saya masih meyakini ajaran agama sayalah yang seharusnya jadi acuan dalam menjalani hidup, tentunya dengan cara yang paling tepat untuk  saya. Tapi bagaimanapun juga banyak nilai-nilai kebaikan universal yang harus kita junjung tinggi. Banyak perbedaan di antara kita yang harus dihormati, bahkan di antara penganut agama yang sama pun kita menemukan jurang menganga yang membatasi kita. Sedikit berlapang dadalah.

Menurutku kehidupan beragama dewasa ini bergeser dari ibadah yang penuh esensi, ibadah yang begitu suci, ibadah yang sakral menjadi ibadah yang penuh formalitas dan ritualitas semata. Kita hanya dituntut untuk melakukan sesuatu sesuai manual guide yang telah ditetapkan. Kita tidak diperkenangkan mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan apalagi melakukan kritikan. Kita hanya menerima tanpa harus memaknai.

Saya sering bertanya tentang Tuhan, tentang keadilan-Nya, dan berbagai pertanyaan-pertanyaan yang selama ini otak saya sendiri belum mampu mencernanya. Tapi kata mereka Tuhan terlalu suci untuk dipertanyakan. Saya bingung, bukannya to get answers, must ask a questions. Mereka lagi-lagi bilang saya liberal, kenapa tidak sekalian saja bilang saya kafir.  Terakhir mereka menyuruh saya ke rumah ibadah. Berdoa dan bertanyalah  kepada Tuhan langsung.

Dulu saya tak yakin kita bisa menemukan Tuhan di antara tempat-tempat peribadatan dengan kilauan-kilauan cahaya lampunya yang seterang permata itu. Bagaimana tidak, datanglah ke rumah peribadatan  dan lihatlah apa yang dilakukan orang-orang di sana. Mereka sibuk mencela sesama saudara seimannya. Sibuk mengagung-agungkan golongannya, sibuk mencitrakan dirinya sebagai golongan yang paling benar. Entahlah.

 Tapi bukan berarti saya tak pernah menemukan Tuhan. Saya pernah menemukan Tuhanku  di sebuah koridor rumah sakit, bersama orang-orang yang putus asa, justru di tempat inilah orang-orang yang telah kehilangan Tuhan akan menemukan-Nya kembali. Tuhan itu ada, pasti ada, dan saat itu saya berdoa. Saya berdoa supaya Dia mengampuniku yang telah bertahun-tahun meninggalkan-Nya, mengampuniku yang telah khianat, berbohong dan melakukan dosa seenaknya hanya untuk berpaling kepada-Nya di saat aku membutuhkan-Nya. Saya berdoa kepada-Nya Yang Maha Pengampun, Yang Maha Penyayang, Yang Maha Pemurah seperti yang ada di dalam kitab-kitabnya. Saya bersujud dan menciumi lantai. Saya beroda setelah sekian tahun melupakan Tuhan.

NB: Kadang saya takut dengan apa yang terbersit di pikiranku

0 komentar:

  aku memiliki satu kesempatan terakhir untuk mengambil keputusan, untuk menentukan apa jadinya diriku aku bisa melangkah memas...

The Kite Runner




aku memiliki satu kesempatan terakhir untuk mengambil keputusan,
untuk menentukan apa jadinya diriku
aku bisa melangkah memasuki gang itu,
membela Hasan dan menerima apapun yang mungkin menimpaku
atau aku bisa melarikan diri.
akhirnya aku melarikan diri

Amir telah mengkhianati Hasan, satu-satunya sahabatnya, Saudaranya. Rasa bersalah menghantuinya. menyingkirkan Hasan dari kehidupannya adalah pilihan yang ada. namun setelah Hasan pergi, tak ada lagi yang tersisa dari masa kecilnya. Seperti layang-layang putus sebagian dari dirinya terbang bersama angin. Tetapi, masa lalu yang telah terkubur dalam-dalam pun senantiasa menyeruak kembali. Hadir membawa luka-luka lama, dan seperti layang-layang tak kuasa menahan badai, Amir harus menghadapi kenangan yang mewujud kembali.
The Kite Runner adalah sebuah kisah petualang penuh kekuatan tentang persaudaraan, kasih sayang, pengkhianatan, dan penderitaan. Khaled Hosseini dengan brilian menghadirkan sisi-sisi lain dari Afghanistan, negeri indah yang hingga kini masih menyimpan duka.
Novel Best Seller setebal 612 halaman ini sukses membuat para pembacanya terhipnotis dengan alurnya yang apik dan sangat menyentuh. Kisah ini begitu kuat dengan penokohannya serta plot cerita yang begitu detail, nyaris tidak ada bagian dalam novel ini yang sia-sia. Buku ini penuh ironi, tapi di satu sisi kita akan mencintai setiap karakter penokohannya dengan berbagai kekurangan dan kelebihannya. Sebuah buku tentang realita kehidupan yang terasa begitu nyata. Buku ini menjadi pertama dan satu-satunya buku Afgan yang ditulis dalam bahasa inggris dan telah diterjemahkan lebih dari 40 bahasa termasuk bahasa Indonesia. 
Buku ini begitu syarat dengan pesan-pesan moral yang coba disampaikan penulisnya. Membuka tiap lembaran-lembarannya akan mengantarkan anda ke sudut-sudut kota Kabul dan turut larut dalam penderitaan  masyarakat di sana akan peran yang berkepanjangan. Saya tidak bisa berkata banyak tentang buku ini, saya menyelesaikannya hanya dalam waktu dua hari tapi hingga beberapa hari setelah saya membacanya saya masih terus memikirkannya. Saya cukup menyesal, mengepa setelah hampir 15 tahun buku ini terbit saya baru menumkannya beberapa hari yang lalu. Oh iya, selain telah diterjemahkan ke berbagai bahasa, buku ini juga telah difilmkan dengan  judul yang sama. Berikut ada beberapa quotes dari penulis yang membuat saya speechless banget.
 

"For you, a thousand times over"


“It may be unfair, but what happens in a few days, sometimes even a single day, can change the course of a whole lifetime."


“And that's the thing about people who mean everything they say. They think everyone else does too.”

“There is only one sin. and that is theft... when you tell a lie, you steal someones right to the truth.”

“it always hurts more to have and lose than to not have in the first place.”  

“There is a way to be good again...” 

“When you kill a man, you steal a life. You steal his wife's right to a husband, rob his children of a father. When you tell a lie, you steal someone's right to the truth. When you cheat, you steal the right to fairness.”  

“It was only a smile, nothing more. It didn't make everything all right. It didn't make ANYTHING all right. Only a smile. A tiny thing. A leaf in the woods, shaking in the wake of a startled bird's flight. But I'll take it. With open arms. Because when spring comes, it melts the snow one flake at a time, and maybe I just witnessed the first flake melting. - Amir” 

“There are a lot of children in Afghanistan, but little childhood.”  

“Not a word passes between us, not because we have nothing to say, but because we don't have to say anything” 

“People say that eyes are windows to the soul.”  

“It's wrong what they say about the past, I've learned, about how you can bury it. Because the past claws its way out.” 

“Quiet is peace. Tranquility. Quiet is turning down the volume knob on life. Silence is pushing the off button. Shutting it down. All of it. - Amir”  

“In the end, the world always wins. That's just the way of things.” 

“Better to get hurt by the truth than comforted with a lie.”  

by:

0 komentar:

There is a saying: yesterday is a history, tomorrow is a mystery, but today is a gift. That is why it is called the “present”. — ...

Hanya Hening



There is a saying: yesterday is a history, tomorrow is a mystery,
but today is a gift. That is why it is called the “present”.
Master Shifu, Kung Fu Panda

Kontemplatif I:
Kapan terakhir kita berdiam diri. Tidak melakukan apa-apa, tidak facebookan, twiteran, BBMan, SMSan, telpon-telponan, tidak lagi membaca buku, tidak lagi makan dan minum, tidak lagi ngopi atau ngemil, tidak tidur, tidak memikirkan mantan pacar yang bentar lagi menikah, tidak merisaukan masa depan yang kurang jelas. pendeknya kita tidak melakukan apa-apa dan tidak memikirkan apa-apa. Hanya hening.

Barangkali memang  kita perlu berhenti sejenak dari segala macam rutinitas hidup yang seakan tiada henti-hentinya. Duduk diam bersila, menenangkan diri. Biarkan otak kita yang telah bekerja terlalu ekstra selama ini sejenak melambat. Kontemplatif.

Hening sejenak. Mungkin kita selama ini kurang menyadari, betapa kita sebenarnya lelah, berada dalam dua dunia yang masing-masing menuntut kita untuk terus menerus eksis dan membangun citra diri. Di dunia nyata terlalu banyak tuntutan hidup yang harus di penuhi, di dunia maya terlalu banyak citra diri perlu dibenahi, tidakkah semua itu membuat kita lelah. Maka hening sejenak membantu kita untuk tersadar, bahwa banyak kebahagiaan sederhana yang telah kita lewati begitu saja.

Kebutuhan akan eksistensi atau pengakuan diri oleh the other menuntut kita untuk selalu berada dalam keriuhan, untuk selalu tampil dan memoles citra diri, berada dalam kebisingan, berada dalam keramaian. Sedemikian takutnya kita akan kehilangan penghargaan diri itu menjadikan kita takut untuk berada di luar lingkaran, takut menjadi penonton. Kenapa kita tidak pulang saja ke rumah, menutup jendela, menikmati apa yang kita kerjakan. Kenapa kita harus melakukan sesuatu yang justru membuat kita susah. Sarkastis memang, tapi pada kenyataannya kadang kita tetap melakukan sesuatu meski kita tahu hal itu tidak baik untuk kita. Kita terlalu takut kembali kepada diri kita sendiri. Menyepi, menyendiri. 

Kita mungkin pernah melalui fase-fase yang berat dalam kehidupan kita, terperangkap oleh kerisauan. Bayangkan ketika kita tidur pun hati dan pikiran kita tidak ikut tidur, ketika kita menyuap makanan ke dalam mulut kita, kita justru tidak merasakan makanan itu, kita mengunyah tapi hati dan pikiran kita ada dalam kondisi yang berbeda dan itu ternyata sangat menyiksa. Kita hanya butuh kembali pada diri kita sendiri, menyadari siapa kita sebenarnya. Memahami apa yang kita lakukan sekarang, berusaha merasakan nafas kita.

Hari ini marilah kita memulai melakukan hal-hal baik tanpa harus terperangkap masa lalu tanpa harus ada kerisauan masa depan. Kita hanya perlu menikmati dan menjalani hari ini dengan ringan. Menyadari bahwa hari ini adalah satu-satunya masa saat kita benar-benar hidup


Terima kasih Tuhan untuk setiap keheningan yang Kau anugerahkan kepadaku.
Bersambung: Kontemplatif II 


Rekomendasi buku hari ini: Sejenak Hening by Adjie Silarus

0 komentar: