satu lagi kesalahan yang kulakukan., langkah yang keliru disebabkan ego dan gengsi yag diutamakan lahirlah sebuah penyesalan.., kesalahan...

tersesat dalam ketidak pastian

satu lagi kesalahan yang kulakukan.,
langkah yang keliru disebabkan ego dan gengsi yag diutamakan
lahirlah sebuah penyesalan..,
kesalahan dan penyesalan seperti terlahir sebagai satu paket yang kompleks
tersenyum tapi perih
perih tapi harus di jalani..,
khaaahaahahahh
tertawa saja..,
tertawa sekeras mungkin...
tertawa sepuasnya.,
dengan tetawa luka lama akan terlupakan
dengan tertawa sakitmu aka terlupakan
karen dengan tertawa rasa sakit ini akan tergantikan dengan rasa yang lebih sakit lagi..,
kha....ha...ha..


kadaang disaat-saat terakhir ini kutemukan jalan.,
jalan yang lelah., jalan yang sama sekali tak pernah kulirik
saat dimana detik-detik terakhir perjuanganku.,
episode akhir dalam pencarian yang lelah..,

pencarian tentang apa dan bagaimana.,
bahkan tujuannya pun aku tak tahu

dimana jalan ini..?
dan akan kemana jalan ini ?
 pertanyaan besar dalam hidupku yang belum bisa terjawab....

0 komentar:

Akan ada suatu hari nanti, kamu meras betul-betul kehilangan. ketika hari itu telah kamu alami apa y...

kenangan keabadian


Akan ada suatu hari nanti, kamu meras betul-betul kehilangan. ketika hari itu telah kamu alami apa yang bisa dilakukan, ketika rindu hanya bisa di obati dengan pusaran-pusaran bisu, kenangan hanya tinggal kenangan, senyum dan tangis perlahan terlupakan tergantikan sosok-sosok baru dalam penantian, wajah indah itu perlahan terlupa tergantikan dengan permainan-permainan yang menurutmu menantang untuk dijelajahi, tapi bayangan-bayangan itu akan selalu mengikuti setiap langkah dan helaan nafasmu kemana pun dan di manapun kamu berada.
Ketika mata-mata maut semakin mendekat, usia mudah telah berlalu dan senja pun menghampiri. hidup pun akan semakin terasa menyiksa, sunguh celaka mereka yang melaluinya dengan kesendirian tampa genggaman tangan kasih sayang, semua yang dilakukan saat mentari di ubun-ubun semakin disesali. Andai, andai dan andai kata tampa makna yang akan sering terlontar dari mulut sang pesakitan, jiwa yang sakit, hati yang sakit dan mungkin takkan pernah bisa di sembuhkan hingga tangan maut memisahkan roh dari tubuh.
Semakin dalam rasa itu menggrogoti hati kecil ini, hambar dan hampa menjadikannya semakin kompleks menyiksaku, senyuman itu seakan takkan pernah menghapus kesedihan ini, kesedihan yang kusimpang jauh di relung hati ini, kesedihan tentang kerinduan, segenggam kerinduan untuknya, untuk dia yang tersimpan di tempat yang indah di hati ini, dan berharap akan ada hari dimana tangan tuhan akan menyatukan kita lagi  bersama melalui hari dengan ke indahan tampa buliran air mata kesedihan.
Waktu, ya kembali hanya masalah waktu, waktu yang telah memisahkan dan akan menyatukan kita lagi.., waktu jualah yang telah merenggut dia dariku, merenggut kebahagiaan dan senyuman dari wajah ini menggatinya dengan pekatnya awan kesedihan dan mendungnya langit-langit hati yang kehilangan cinta. Begitu jauh dia dariku, meninggalkan bayangan dan sejuta kenangan nan indah dan nyanyian-nyayian hati tentangnya, tentang orang yang telah mengorbangkan segalanya untukku membagi sebagian hatinya dan bahkan menyerahkan separuh dari jiwanya yang suci untuk kupergunakan melanggkah, melangkah jauh untuk meninggalkannya.
Sendiri dan akhirnya sendiri kehilangan semuanya atau meninggalkan semuanya itulah yang akan terjadi dan hanya bisa bersedih meratapi semua. Ketikah lelah ini sudah sedemkian menyesaakan jiwa, aku pun tak bisa mengerti mengapa semakin kuat kurangkai hati ini, maka kudapati semua semakin terburai.

Inikah balasan atas hati yang ternoda, kotor dan buram tertutup debu-debu tebal yang menghilangkan kejernihan cermin hati yang putih, seakan ingin ku berteriak sekeras-kerasnya meneriakkan semua yang  tersembunyi dalam hati ini dan berbagi, berbagi kepada angin tentang hidup yang ku jalani saat ini yakni hidup tampa makna.
 Waktu berlalu begitu cepatnya tampa di sadari mentari sudah berada di ujung senja menjemput malam yang menghadirkan kepekatan, ketakutan, kesepian dan kesendirian. Yang hanya bisa dilakukan hanya menanti, menanti kapan tangan maut datang mengunjungi dan segera memisahkan roh dari tubuh ini dan berharap semoga penderitaan batin ini akan berakhir seiring dengan habisnya daging-daging ini digrogoti hewan-hewan penguasa tanah, menyisahkan tulang-tulang putih dengan terhapusnya dirimu dari ingatan mereka.
          Entah mengapa kadang hati ini merasa begitu dekat dengan kesendirian, kesepian dan perpisahan, seakan semua kebahagian terasa menjauh, seakan semua yang kutakutkan telah berada didepan mata. Begitu banyak ketakukan di sini di hati kecil ini yang ingin rasanya kukeluarkan dengan teriakan yang keras di suatu lembah, lembah dimana hanya ada aku dan diriku.
          Andai malam tak pernah berganti siang atau siang tak pernah menghadirkan malam semuanya pasti akan tetap sama, sama seperti dulu dan akan tetap seperti itu hingga akhir nanti. Tapi tidak siang akan tetap menghadirkan malam, dan begitu pun sebaliknya, setiap pergantian waktu itu akan menjadikan yang dekat akan semakin menjauh dan yang jauh akan semakin menghampirimu mengulurkan tangannya dan akan segera menggapaimu dimanapun kamu berada.
          Kebersamaan menghasilkan suatu yang indah dan menenangkan tapi di balik itu kebersamaan juga akan menyisahkan kenangan dan kenanagan akan menimbulkan kepedihan yang takkan bisa terobati, ketika semua kembali ada di hati semuanya seakan tak sama, beda dan semakin membuat hati bersedih, usia yang semakin tua, kulit yang telah keriput dan penyakit datang silih berganti mejadikannya semain menakutkan.
          Apa yang di takutkan dan apa yang di harapkan semuanya seakan sama, ketakutan adalah kebahagian dan kebahagian adalah ketakutan itu sendiri, inikah wujud dari hidup itu sesungguhnya ? mungkin  tiada yang tahu jawabannya atau mungkin jawaban atas semua misteri ini ada dibalik kehidupan itu sendiri, yakni sebuah KEMATIAN.

Fase demi fase kehidupan sedang di lalui, akankah hari-hari ini hanya akan berlalu begitu saja,.? seperti sebuah metamerfosa kehidupan berganti dari wujud yang satu ke wujud yang lain, begitulah hidup setiap detiknya akan selalu mengalami perubahan tapi adakah yang bisa memaknai perubahan itu, atau hanya akan seperti ketakutan itu sendiri dan berkhir begitu saja tampa sebuah arti yang jelas. Begitu cepat perubahan –perubahan itu seakan semua berubah hanya dalam kerlipaan mata, tapi adakah yang menyadari semua itu atau semuanya hanya berlalu seperti baisanya dan akan berakhir seperti itu pulah.
Setiap kali mata tertutup sebuah kebahagian akan terbang meninggalaknmu seberapa sering eengkau menutup mata seperti itu pulah kesedihan menghampirimu. Kesedihan seakan telah menyerap semua energi kebahahian dalam diri ini, tak ada lagi yang tersisa bahkan hanya untuk sebuah senyuman.
Biarkan.
 Kubiarkan semuanya dan berharap kesedihan ini akan segera berlau seperti hari kemarin dan hari-hari yang telah lalu hari ketika semua masih di sini di hati ini, hari-hari yang indah yang tak pernah akan kembali lagi seperti itu. Kini saatnya menatap matahari yang akan siap terbenam di ujung samudra sana menikmati setiap detik demi detiknya dengan hembusan angin laut yang dingin dan tarikan nafas yang semakin perlahan, toh bukannya manusia hanya hidup pada batasan hari ini saja, kemarin adalah kenangan dan esok adalah harapan, seperti kebanyakan harapan tidak ada yang bisa memastikan apakah harapan itu akan ada dalam genggaman tangan kita.

0 komentar: